Selasa 20 Jun 2023 12:53 WIB

Demokrat Tafsirkan Mimpi SBY, Setiap Pemimpin Ada Masanya

Demokrat menyebut mimpi SBY sebagai pesan negarawan tentang peralihan kepemipinan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar, Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Presiden keenam RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden keenam RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Hinca Panjaitan mengatakan, agar mimpi yang disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak ditafsirkan aneh-aneh. Sebab menurutnya, mimpi tersebut adalah pesan dari seorang negarawan yang ingin menunjukkan peralihan kepemimpinan yang baik.

Tentu akan menjadi baik jika Megawati Soekarnoputri, SBY, dan Joko Widodo (Jokowi) setelah masa kepemimpinannya selesai, mengantar presiden yang terpilih menuju kursi nomor satu di Indonesia. Itu akan menjadi pesan yang baik untuk masyarakat.

Baca Juga

"Indah sekali, tiga negarawan kita yang pada waktunya menyampaikan kepada publik, kami pernah menjadi presiden, sekarang menjadi rakyat, dan jika itu terjadi indah sekali, dan saya kira, substansinya itu yang harus diambil," ujar Hinca di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Kata 'mimpi' yang disampaikan SBY tersebut dipandangnya sebagai harapan terhadap Indonesia ke depan. Ketika akhirnya Megawati, SBY, dan Jokowi menjadi rakyat biasa, dan Indonesia periode berikutnya dipimpin oleh sosok yang dipilih rakyat.

"Tafsirkan pesan ini adalah pesan negarawan dari pak SBY yang menyampaikan pesan itu kepada Pak Jokowi, ke Pak Jokowi, dan kemudian ke Bu Mega, dan kalau rakyat ini menyaksikan ketiganya, saya kira luar biasanya pesannya ke generasi muda di Indonesia. Bagaimana pemimpin setelah menjadi rakyat, tetaplah menjadi rakyat yang dicintai rakyat," ujar Hinca.

"Setiap pemimpin ada waktunya atau setiap pemimpin ada masanya, setiap masa ada pemimpinnya. Ketika engkau sudah menaiki puncaknya, pada saatnya turun juga," sambungnya.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, mereka tentu tidak memiliki kemampuan menafsirkan mimpi. Namun, ketika mimpi itu diungkap ke ruang publik tentu ada pesan yang ingin disampaikan.

"Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan," kata Kamhar, Selasa.

Apalagi, dalam kehidupan politik yang masih diwarnai relasi patron klien dan dalam situasi seperti sekarang. Silaturahmi tokoh-tokoh bangsa yang menjadi tokoh kunci dalam politik menjadi sangat penting dan relevan.

Semakin kompleksnya problematika kebangsaan memasuki tahun politik jelang Pilpres 2024, silaturahmi politik di level elit menjadi penting. Hal itu untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh dan membawa ketentraman.

Ia menekankan, masyarakat jangan sampai mengulang lagi dinamika politik dalam tensi tinggi dan panas seperti 2019. Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin situasi akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa.

"Pada gilirannya merobek tenun kebangsaan," ujar Kamhar.

 

In Picture: Momen Puan Bertemu AHY Usai Berolahraga di GBK

photo
 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement