Selasa 20 Jun 2023 14:27 WIB

Bela Menhan Prabowo, Wakil Ketua DPR: Pembelian Jet Bekas Qatar Sudah Dikaji

Kemenhan membeli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Jet tempur Mirage 2000 Angkatan Udara Taiwan mendekat untuk mendarat di dalam pangkalan udara di Hsinchu, Taiwan, Ahad (9/4/2023). China mengumumkan tiga hari latihan militer di sekitar Taiwan dan menerbangkan puluhan pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, menyusul kunjungan presiden Taiwan ke Amerika Serikat.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Jet tempur Mirage 2000 Angkatan Udara Taiwan mendekat untuk mendarat di dalam pangkalan udara di Hsinchu, Taiwan, Ahad (9/4/2023). China mengumumkan tiga hari latihan militer di sekitar Taiwan dan menerbangkan puluhan pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, menyusul kunjungan presiden Taiwan ke Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua DPR yang juga anggota Komisi I Lodewijk F Paulus menanggapi Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 buatan Prancis yang sebelumnya digunakan Qatar senilai 792 juta dolar AS atau hampir Rp 12 triliun. Menurut dia, pembelian tersebut pasti sudah melalui berbagai kajian.

"Pasti Kementerian Pertahanan melakukan itu pasti satu sudah membuat kajian. Kedua, katakan dari asas manfaat, kemudian apakah ada sesuatu yang ditunggu," ujar Lodewijk di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga

Di samping itu, pembelian 12 jet tempur bekas tersebut juga melihat penyelesaian jet tempur yang dikembangkan Indonesia dan Korea Selatan, KF-21 Boramae atau KFX/IFX. "Ini kan baru model prototipe keempat kalau tidak salah, sampai selesai kapan," ujar Lodewijk.

"Kalau umpama kalau itu (Mirage 2000-5) yang ada terus bagaimana? Yang ada sekarang dengan katakan dia sudah katakan sudah uzur, sudah out off dead, tentunya ada pertimbangan dari Kemenhan," katanya.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku alasan pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5. Salah satunya pembelian ini merupakan salah satu bentuk transfer teknologi untuk pilot-pilot TNI AU sebelum nantinya mereka menggunakan pesawat tempur baru Dassault Rafale.

Prabowo saat jumpa pers di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, menjelaskan Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel. Sebab, keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.

"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale. ToT-nya (transfer of technology) karena ini bukan pesawat yang baru, pertama kita punya penerbang dan kru maintenance (pemeliharaan) belajar dengan teknologi ini," kata Prabowo menanggapi soal transfer teknologi dari pembelian Mirage 2000-5.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membeli 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023. Sebanyak 12 unit pesawat itu merupakan pesawat tempur bekas dari Angkatan Udara Qatar.

"Ini sesuatu yang sangat mendesak untuk kita segera punya penangkal. Sangat tidak benar negara sebesar kita, seluas kita, dan sekaya kita tidak punya pertahanan udara yang kuat," kata Menhan.

photo
Kemenhan Beli Jet Mirage 2000-5 Bekas dari Qatar - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement