REPUBLIKA.CO.ID, WASHNGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (19/6/2023) mengatakan, ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin terkait penggunaan senjata nuklir taktis adalah nyata. Biden menyebut pengumuman Putin bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis pertamanya ke Belarus, sama sekali tidak bertanggung jawab.
"Ketika saya berada di sini sekitar dua tahun lalu, saya khawatir Sungai Colorado mengering, semua orang memandang saya seperti saya ini gila. Mereka menatap saya seperti itu ketika mengatakan saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis. Itu nyata," kata Biden.
Pekan lalu Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan, negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia. Beberapa di antaranya tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
Ini pertama kalinya Moskow menyerahkan senjata nuklir di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet. Amerika Serikat tidak berniat mengubah pendiriannya pada senjata nuklir strategis sebagai tanggapan atas pengerahan tersebut. Washington belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Pada Mei, Rusia menepis kritik Biden atas rencananya untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Rusia mengatakan, AS telah mengerahkan senjata nuklir semacam itu selama beberapa dekade di Eropa.
Pengerahan senjata nuklir Rusia diawasi ketat oleh Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Cina yang telah berulang kali memperingatkan penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.