REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Simpul bahagia tercermin dari wajah Suparno (53). Hal tersebut setelah sapi miliknya dipesan oleh Presiden Joko Widodo untuk dijadikan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 2023. Sapi tersebut senilai Rp 49 juta.
Peternak asal Cabean, Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tersebut mengungkapkan sapi yang dibeli orang nomor satu Indonesia tersebut berjenis Limosin. Ia mengungkapkan sapi tersebut berbobot 620 kilogram dan berumur 3,5 tahun.
Suparno mengungkapkan pada Oktober 2021 lalu dirinya baru membeli sapi tersebut di Pasar Ponorogo. Ia bercerita dulunya sapi tersebut kurus. Namun, setelah melalui serangkaian proses perawatan dan uji verifikasi akhirnya sapi tersebut lolos sebagai hewan kurban Jokowi.
"Alhamdulilah meskipun sapi kami hanya batas berat badan 6 kuintal lolos. Tapi saya bersama teman-teman yang memelihara sangat senang dan bangga sekali," kata Suparno, ditemui Selasa (20/6/2023).
Pihaknya mengungkapkan setelah sapinya tersebut lolos, pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan penjagaan agar berat sapi tetap terjaga.
"Setelah kami lulus, kami menambah lagi sistem pemeliharaan. Untuk mempertahan berat badan 620 kilogram agar tidak turun itu biasanya memberikan makan satu hari dua kali. Dalam hal ini kami menambah satu lagi jam 10 malam kita kasih satu lagi untuk mempertahankan berat badan jadi kamu harus ekstra pada detik detik ini," katanya.
Di sisi lain, Suparno mengatakan telah dihubungi pihak tim pengadaan hewan kurban Jokowi sejak 25 hari lalu. Ia juga mengatakan selama itu ada empat kali pemeriksaan kondisi kesehatan sapi.
"Dari hasil uji tes kesehatan, tim pengadaan hewan kurban dari Jogja satu kali, dari Solo dua kali. Kemudian tim dari Semarang dua kali," katanya.
Pihaknya juga mengungkapkan kunci untuk menjaga sapi tetap sehat dan bobotnya terjaga pihaknya rutin untuk membersihkan kandang dan memberikan pakan fermentasi.
"Menjaga kebersihan kandang, fermentasi pakan harus kami fermentasi untuk menjaga kualitas sapi kami, kami mengawasi bener bener, kalau kesehatan menurun kami harus memberikan vaksin, antibiotik, vitamin," katanya mengakhiri.