Selasa 20 Jun 2023 16:06 WIB

AS-Cina Gagal Hasilkan Terobosan Besar

Pertemuan AS-Cina gagal menghasilkan terobosan besar yang diharapkan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Senin (19/6/2023) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping
Foto: AP
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Senin (19/6/2023) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina dan Amerika Serikat pada Senin (19/6/2023), sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit ekonomi dan politik luar negeri kedua negara agar tidak mengarah pada konflik lebih jauh. Namun pertemuan itu gagal menghasilkan terobosan besar, sebagaimana diharapkan banyak pihak dalam kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing kali ini.

Presiden Cina Xi Jinping menyambut "kemajuan" pembicaraan itu, setelah berjabat tangan dengan Blinken di Aula Besar Rakyat. Tempat itu merupakan ruangan megah yang biasanya digunakan untuk menyambut para kepala negara.

Baca Juga

Diplomat tertinggi AS dan Xi sama-sama menekankan pentingnya memiliki hubungan yang lebih stabil. Keduanya menyadari, konflik antara dua ekonomi terbesar di dunia ini akan menciptakan gangguan terhadap situasi global.

Namun, Cina menolak tawaran Washington untuk melanjutkan saluran komunikasi militer dan mengatakan sanksi AS sebagai penghalang. Kedua belah pihak tampak bersikukuh pada posisi mereka dalam segala hal, mulai dari Taiwan hingga perang dagang, termasuk tindakan AS terhadap industri chip Cina, hak asasi manusia, dan perang Rusia melawan Ukraina.

Ini jadi pertemuan pejabat tinggi AS-Cina yang paling penting sejak Presiden Joe Biden menjabat. Tidak jelas bagaimana mereka akan mengatasi perbedaan mereka, tetapi mereka setuju untuk melanjutkan keterlibatan diplomatik mereka dengan lebih banyak kunjungan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Pada konferensi pers yang mengakhiri kunjungan dua hari Blinken ke Beijing, ia mengatakan bahwa Washington telah mencapai tujuannya dengan kunjungan ini, termasuk menyampaikan kekhawatirannya secara langsung, mencoba menyiapkan saluran untuk dialog dan mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama.

Kunjungan ini jadi yang pertama kali dilakukan oleh seorang menteri luar negeri AS sejak tahun 2018, setelah sebelumnya rencana lawatan ini ke Beijing ini sempat ditunda pada Februari lalu. Penundaan lawatan itu, akibat jatuhnya sebuah balon yang diduga sebagai alat mata-mata Cina, setelah terbang di atas wilayah udara AS.

Blinken berdalih kemajuan pertemuan dengan Cina tidak akan langsung terlihat. "Hubungan itu berada pada titik ketidakstabilan, dan kedua belah pihak menyadari bahwa perlu usaha untuk menstabilkannya," kata Blinken sebelum meninggalkan negara itu.

"Tapi kemajuan itu sulit. Butuh waktu. Ini bukan hasil dari satu kunjungan, satu perjalanan, satu percakapan. Harapan dan ekspektasi saya adalah, kita akan memiliki komunikasi yang lebih baik, keterlibatan yang lebih baik di masa mendatang," katanya.

Para pejabat AS telah mengecilkan prospek terobosan besar dalam pembicaraan, tetapi mereka berharap kunjungan Blinken akan membuka jalan untuk lebih banyak pertemuan bilateral dalam beberapa bulan mendatang. Termasuk kemungkinan kunjungan Menteri Keuangan Janet Yellen dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo ke Cina.

Diharapkan pula pertemuan Blinken dengan Xi Jinping akan membuka jalan bagi pertemuan puncak antara Xi dan Biden di akhir tahun ini. Biden dan Xi terakhir kali bertemu di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia pada bulan November lalu. Dalam kesempatan itu, keduanya menjanjikan komunikasi yang lebih sering, meskipun hubungan mereka sejak saat itu telah memburuk karena Taiwan, tuduhan spionase, dan masalah-masalah lainnya.

Sementara itu, Xi Jinping pun mengatakan kedua negara telah membuat kemajuan. Namun, tidak jelas kemajuan apa yang dimaksud oleh Xi tersebut. Dia juga mengatakan kepada Blinken bahwa Cina "berharap untuk melihat hubungan Cina-AS yang baik dan stabil". Tetapi dipercaya bahwa kedua negara ini "dapat mengatasi berbagai kesulitan",

"Kedua belah pihak juga telah membuat kemajuan dan mencapai kesepakatan pada beberapa isu spesifik. Ini sangat bagus," kata Xi kepada Blinken di seberang meja panjang yang dihiasi dengan bunga teratai merah muda.

Dia juga mendesak Amerika Serikat untuk tidak "melukai hak-hak dan kepentingan sah Cina," sebuah sinyal potensi konflik seperti Taiwan.

Masalah Inti di Taiwan...

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement