Selasa 20 Jun 2023 16:35 WIB

Wakil Rektor III Bantah Dugaan Pembekuan Eksekutif Mahasiswa UB

Setiawan mengeklaim kegiatan mahasiswa di kampusnya berjalan baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus raharjo
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Setiawan Noerdajasakti.
Foto: Republika.co.id/ Wilda Fizriyani
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Setiawan Noerdajasakti.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Setiawan Noerdajasakti membantah dugaan pembekuan program Eksekutif Mahasiswa (EM) UB. Hal ini diungkapkan Setiawan saat ditemui wartawan di Gedung Widyaloka, UB, Kota Malang, Selasa (20/6/2023).

Dengan becanda, Setiawan mengatakannya, pembekuan itu hanya terjadi di lemari pendingin es. "Jadi kita memasukkan air ke dalam kulkas, lalu beku," kata Setiawan, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga

Setiawan mengeklaim kegiatan mahasiswa di kampusnya berjalan baik. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan Peringatan Bulan Pancasila 2023 yang diselenggarakan di UB pada 20 Juni 2023. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini menunjukkan adanya kekompakan antara mereka dengan pihak rektorat.

Adapun terkait pertemuan dengan EM UB, Setiawan menilai siapapun dapat bertemu dengannya. Mahasiswa tidak perlu membuat undangan tertulis apabila hendak bertemu dan membicarakan berbagai hal. Ia mengeklaim selalu terbuka kepada siapapun mengingat bidangnya berkaitan dengan kemahasiswaan.

Pada kesempatan ini, Setiawan juga turut menyinggung perihal kritikan-kritikan yang disampaikan EM UB. Menurut dia, siapapun boleh mengkritik dia dengan bebas. "Mahasiswa ketemu saya, 'Pak, kami perlu ini. Pak, ini kok kurang, itu kurang dan lain-lain'. Boleh kita perbaiki secara bersama-sama," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden EM UB, Rafly Rayhan Al Khajri mengungkapkan, pihaknya siap membuka semua data yang dapat membuktikan setiap pernyataan Wakil Rektor III. Hal ini sekaligus untuk mengembalikan ingatan Warek III UB terkait tindakannya terhadap EM UB.

Rafly tidak menampik pembekuan yang dilakukan Warek III memang tidak resmi dengan SK atau dokumen lainnya. Tindakannya lebih pada menahan hak administrasi dan keuangan lembaga, bahkan fasilitas kampus pun tidak diperkenankan untuk digunakan. Semuanya dapat diperoleh kembali oleh EM UB apabila pihaknya menghapus kritik yang tercantum di Instagram.

Menurut Rafly, EM UB sejak awal selalu mengedepankan komunikasi atau dialog. Namun Warek III tidak pernah menggubris permohonan dialog yang diajukan EM UB. Jika pada akhirnya bertemu dan berdialog, Warek III tidak mau menerima kritik dan berusaha menghindari pihaknya.

Hal yang pasti, kata dia, EM UB memiliki semua bukti untuk mengembalikan ingatan Warek III. Dalam hal ini termasuk keberatannya atas kritik EM UB terhadap anugerah UB sebagai Perguruan Tinggi dengan Penanganan Kasus Kekerasan Seksual terbaik yang diterima dari Kemendikbud Ristek.

Rafly menyatakan, pihaknya memiliki data penanganan kasus kekerasan seksual yang mangkrak sepanjang 2022 dan data kasus 2023 yang masih dalam proses. Bahkan, ada oknum yang sengaja menginginkan agar kasus kekerasan seksual ditutup dan dihentikan penindakannya. "Kami memiliki rasionalitas dan data untuk mengkritik setiap kebijakan," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement