REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Asnawi Mangkualam dan Alejandro Garnacho menjadi buah bibir. Ini setelah tim nasional Indonesia berjumpa Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (20/6/2023) malam WIB.
Pasukan Garuda takluk 0-2 dari La Albiceleste. Asnawi tampil 90 menit mengawal sisi kanan pertahanan tuan rumah. Garnacho menyisir area kiri kubu tamu. Nama terakhir baru masuk di menit ke-60. Winger Manchester United itu, menggantikan Nicolas Gonzalez.
Dalam sisa waktu yang ada, Garnacho beberapa kali mencoba melewati Asnawi. Upayanya menemui jalan terjal. Ia kerap mendapat tekel dari kapten Indonesia itu. Di atas lapangan, nyaris tak ada perbedaan level antara dua pemain tersebut.
Di atas kertas, seharusnya Garnacho bisa leluasa melewati Asnawi. Sebab ia bermain di MU, salah satu tim terbesar di dunia.
Ia terbiasa berkompetisi di Liga Primer Inggris. Itu merupakan liga domestik terbaik dunia.
Sementara Asnawi "hanya" memperkuat Jeonnam Dragons. Klub tersebut bermain di divisi dua Liga Korea Selatan.
Dari sisi gaji, Asnawi juga tertinggal jauh. Meski belum diumumkan resmi, gaji Asnawi di Jeonnam Dragons diperkirakan tak kurang dari yang diterimanya di klub sebelumnya Ansan Greners, yakni sekitar Rp 800 juta per musim.
Angka ini sangat jauh dari yang didapatkan Garnacho di MU. Sang wonderkid baru saja memperbaharui kerja sama dengan the Red Devils. Lewat kesepakatan tersebut, ia mendapat upah 50 ribu pound per pekan (Rp 958 juta). Artinya, semusim upah Asnawi bisa didapat Garnacho hanya dalam sepekan.
Jika gaji Asnawi tak berubah di kisaran Rp 800 juta per musim, hitung-hitungan upah Garnacho di MU sekira 62 kali lipat yang didapatkan pemain asal Makassar itu di Jeonnam.
Satu yang tak terbantahkan, perbedaannya puluhan kali lipat ini tak berarti di lapangan. Saat adu ketangguhan, Asnawi seperti berada di level yang sama dengan bintang muda MU yang tahun depan berulang tahun ke-19 tersebut.