Selasa 20 Jun 2023 18:47 WIB

Koalisi Pilkada Jateng, Cak Imin: Saya Ingin Sekali Bisa Bersama Mas Gibran

PKB majukan Gus Yusuf sebagai untuk bersaing di Pilkada Jateng.

Rep: C02/ Red: Teguh Firmansyah
Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar
Foto: DPR
Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa dipanggil Cak Imin memberikan respons ketika ditanya soal rencana koalisi di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah. Cak Imin mengungkapkan bahwa dirinya ingin bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming. 

"Saya ingin sekali bisa bersama Mas Gibran untuk Jawa Tengah," kata Cak Imin usai bertemu Gibran di Loji Gandrung, Selasa (20/6/2023). 

Baca Juga

Cak Imin mengungkapkan bahwa sosok yang didorong dari PKB untuk maju di Pilkada Jateng adalah Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). Ditanya apakah nanti akan dipasangkan dengan putra sulung presiden Jokowi, Cak Imin menyatakan semoga hal tersebut terjadi. "Ya sekarang kita menyiapkan Gus Yusuf. (Disandingkan dengan mas Gibran?) Moga-moga," katanya. 

Disinggung apakah ada pembicaraan tersebut selama pertemuan satu jam dengan Gibran, ia mengatakan belum ada. Namun, ia mengaku bahwa itu adalah doa.  "(Tadi ada pembicaraan itu?) Belum belum, ini baru doa," katanya. 

Cak Imin mengaku bahagia lantaran dijamu makan siang oleh Gibran. Pasalnya ia mengaku sudah lama tak bertemu dengan Gibran. "Ya senang sekali dikasih makan siang, ya, udah lama sekali gak ketemu Mas Gibran," katanya. 

Di sisi lain, Cak Imin mengungkapkan bahwa Gibran mempunyai kepemimpinan yang khas. Khususnya di zaman di mana kependudukan anak muda banyak. 

"Mas Wali pemimpin masa depan yang memiliki seni kepemimpinan yang khas, beda dengan, apalagi di era generasi mudanya yang besar ini Mas Gibran pemimpin alternatif karena kaum muda ini beda cara pandang dan memahami kepemimpinan. Model model Mas Gibran sesuai dengan zamannya," katanya.  

Disinggung lebih cocok di Jawa Tengah atau Jakarta, Cak Imin mengaku tak berani menilai hal tersebut. "Wah gak berani saya menilai, nanti kalau menilai A saya dikira menyuruh, enggak, ngak nilai. (Tepat mana Jateng apa DKI?) Sama-sama tepat si, (belum mengerucut?) Belum," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement