REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemimpin Wagner, wadah tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin mengeluh karena Kremlin belum memenuhi janjinya. Ia menyatakan, sebagian besar tentaranya belum memperoleh medali penghargaan yang dijanjikan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Medali ini sebagai tanda jasa atas peran besar tentaranya dalam pertempuran di Ukraina. Tentara bayaran Wagner terlibat dalam pertempuran membantu Rusia di Bakhmut. Bulan lalu, kota ini berhasil dikuasai Rusia setelah sembilan bulan pertempuran.
Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada Februari pada 2022. Saat Bakhmut berhasil direbut, Putin memberi selamat atas keberhasilan tentara Wagner dan militer Rusia. Putin menjanjikan pula setiap mereka akan memperoleh penghargaan dari negara.
Namun, Prigozhin, yang secara publik menuding Kementerian Pertahanan tak becus dan gagal memberikan pasokan mencukupi untuk pasukannya, menyatakan, sebagian besar tentaranya belum memperoleh penghargaan itu.
‘’Penghargaan negara untuk Bakhmut, hanya bintang Hero of Russia yang sudah diterima. Tak ada yang dianugerahkan kepada tentara kami, sebagian besar mereka. Daftarnya ada di Kementerian Pertahanan,’’ katanya, seperti dirilis kantor persnya, Selasa (20/6/2023).
Menurut informasi yang ia miliki, jelas Prigozhin, ada keributan soal tanda tangan pada penghargaan itu. ‘’Semua orang sudah lupa telah bertempur dan meninggal di sana,’’ ujar Prigozhin. Ia menambahkan, para jenderal menghadiahi dirinya dengan perhiasan mungil.
Belum ada reaksi atas kritik bos Wagner itu dari Kementerian Pertahanan. Saat ini kedua belah pihak masih berseteru terkait permintaan agar Wagner menandatangani kontrak formal dengan kementerian sebelum 1 Juli.
Langkah itu akan membuat Wagner dan Prigozhin lebih terintegrasi dengan struktur komando Kementerian Pertahanan sebagai subordinat. Prigozhin semual menolak menandatangani apapun kemudian tanpa penjelasan detail mengajukan kontrak sesuai keinginannya.