REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Ma'had Al-Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang dipertanyakan. Ini karena yang bersangkutan kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial, baik menyangkut ajaran agama maupun ideologi negara.
Misalnya saja, dia pernah menyerukan agar Indonesia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Bahkan yang teranyar viral adalah pengakuannya sebagai komunis.
Tetapi, dalam beberapa pernyataannya yang dapat ditemukan dalam akun resmi YouTube Al Zaytun, Panji Gumilang juga pernah menyatakan bahwa dirinya mencintai Indonesia. Bahkan, dia pun mengklaim bahwa pesantren yang dipimpinnya sangat menerapkan nilai-nilai NKRI.
Sebenarnya Panji Gumilang ini Nasionalis atau bukan? Pernyataan ini juga dilontarkan seorang Mahasiswa UNUSIA kepada Kasubdit Kontra Radikal Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Budi Novijanto dalam seminar dengan topik Dibalik Polemik Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu yang diselenggarakan oleh BEM UNUSIA pada Senin (19/06/2023). Seminar ini juga disiarkan langsung kanal YouTube Padasuka TV.
Dalam kesempatan itu Budi Novijanto menegaskan, bahwa sejatinya NKRI bukanlah negara yang diinginkan oleh Panji Gumilang. Kendatipun dirinya kerap menyanjung perjuangan para pahlawan.
"Pernah kah dia menyebut Negara Kesatuan Republik Indonesia? Pernahkah dia menyanyikan lagu Indonesia Raya seperti yang kita nyanyikan tadi? Nggak," ucap Budi.
"Dia (Panji Gumilang) membuat satu aturan yang mirip. Artinya, logo yang ada memang merah putih, kenapa merah putih? Karena memang dia meyakinkan bahwa perjuangan dari pahlawan kita. Sehingga terbentuklah negara, tapi bukan negara yang dia mau," katanya lagi.
Menurut Budi, Panji Gumilang berupaya melakukan pengkaderan di Al-Zaytun untuk semakin menambah keanggotaan di NII KW 9. Panji Gumilang akan berupaya membuat setiap orang percaya terhadap perkataannya.
Untuk menarik perhatian banyak orang itu, menurut Budi, Panji Gumilang memunculkan pernyataan-pernyataan kontroversi. Kemudian orang-orang yang telah bergabung dengan Al-Zaytun akan mendapatkan doktrin pemahaman yang lebih spesifik yang berbeda dengan ajaran agama Islam maupun ideologi negara.
"Intinya, apa yang dilakukan Panji Gumilang bisa dibilang suatu bentuk upaya propaganda yang dengan harapan akan menarik perhatian dari orang-orang yang ingin bergabung dengan lingkungan Panji Gumilang yang nantinya setelah masuk akan ada doktrinisasi lain yang lebih spesifik lagi dalam artian ingin mewujudkan tujuan dari NII KW 9," katanya.