REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belakangan ini telah berkembang berbagai modus pemalsuan dokumen, termasuk ijazah. Karena itu, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggunakan sistem blockchain untuk mencegah pemalsuan ijazah.
Kampus ini menggandeng partner perusahaan yang bergerak dalam layanan sertifikat digital, PT Sertifikat Dua Demensi (PT SDD).
Wakil Rektor UNNES Bidang Bidang Riset, Inovasi dan Sistem Informasi, Ngabiyanto, mengatakan pihaknya tertarik pada sertifikat digital berbasis blockchain karena proteksi berlapis yang dimiliki.
Menurut dia, teknologi ini akan memberikan perlindungan keamanan digital atas dokumen yang dimiliki masyarakat, pendidik, dan mahasiswa.
Selain memberi pengamanan berlapis, penggunaan blockchain juga diharapkan dapat menaikkan UNNES ke atas panggung persaingan kampus global.
“Ini adalah upaya peningkatan pelayanan dokumen tanggung jawab kampus pada mahasiswa dan alumninya,” ujar Ngabiyanto dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/6/2023).
Ngabiyanto menuturkan, kode sertifikat yang ditawarkan PT SDD memiliki keunikan lantaran memberikan jaminan keamanan berlapis.
Mode penyimpanan dokumen yang unik tersebut membuat dokumen yang dilindungi menjadi mustahil untuk dipalsukan.
Manfaat ini lah yang akan mendorong perguruan tinggi lainnya untuk menggunakan pelayanan serupa pada masa yang akan datan.
“Penipuan dokumen sudah banyak menggugurkan nama baik kampus. Hal itu masalah serius karena membuat instansi pendidikan mengalami kerugian moril, UNNES ingin menjamin mahasiswa dan alumni tidak mengalami hal itu,” ucap Ngabiyanto.
Baca juga: Mengapa Tuyul Bisa Leluasa Masuk Rumah? Ini Beberapa Penyebabnya
Sementara itu, Chief Operating Officer PT SDD, Bintang Alexander, menjelaskan sertifikat berbasis SID9 ini berbeda dengan sertifikat elektronik tanda tangan digital yang harus diakses secara online yang hanya menampilkan identitas pemilik, informasi kunci, serta tanda tangan digital dari suatu organisasi yang memverifikasi sertifikat.
“Berbeda dengan sertifikat digital lain, code cert yang diluncurkan SDD tidak hanya menampilkan identitas pemilik, penandatangan digital, namun langsung menampilkan gambar sertifikat sesuai bentuk fisik aslinya,” kata dia.
Bintang menambahkan, masalah verifikasi sertifikat di Indonesia tidaklah merata. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pemerataan kekuatan jaringan di berbagai daerah di Indonesial.
Dengan code cert langkah itu akan sedikit berkurang karena verifikasi dapat dilakukan di mana saja, termasuk dalam kondisi offline.
“Tujuannya jelas yaitu untuk mengurangi tingkat penipuan dengan manupulasi dokumen yang marak terjadi. Di samping itu, pengguna akan memiliki barcode mandiri atas dokumennya yang tidak mudah ditukar atau dipakai oleh orang lain, serta bisa dicetak dengan mudah,” jelas Bintang.