REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psoriasis adalah peradangan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, menebal, mudah terkelupas, dan terkadang merasa gatal hingga perih melepuh. Psoriasis didasari dari faktor genetik kuat dan merupakan penyakit autoimun.
Meski begitu, psoriasis tidak menular sama sekali. Untuk pengobatan psoriasis, dokter spesialis kulit dan kelamin Grace NS Wardhana mengatakan perlu melihat beberapa faktor.
Pertama dari tingkat keparahannya. Jika tidak mengganggu aktivitas atau tidak terlalu gatal cukup diberi olesan.
"Jika psoriasisnya kena kurang dari tiga persen dari area keseluruhan tubuh, tidak sampai mengganggu aktivitas, cukup diberi pengobatan olesan," kata Grace dalam acara ERHA Skinsitive Gelar Diskusi Nyaman: Pahami Psoriasis, Ajak Para Pejuang Psoriasis Berbagi Pengetahuan Guna Tingkatkan Kualitas Hidup, di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).
Jika sudah gatal dan mengganggu aktivitas, pengobatannya mulai dikombinasikan dengan penyinaran atau fototerapi. Namun, jika semakin parah, misalnya, makin meluas dan makin gatal sampai mengenai persendian, pasien perlu diberi obat minum. Tentunya, pemberian obat minum perlu melihat kondisi tubuh pasien.
"Kami harus periksa dulu tentunya karena obat-obat efek sampingnya cukup keras. Kami cek dulu fungsi ginjal bagus atau tidak, fungsi liver bagus atau tidak. Jangan sampai psoriasis terkontrol, tetapi organ lain rusak," ujarnya.
Jika sudah diberikan pengobatan standar, tetapi pasien belum membaik, dokter akan mengombinasikan pengobatan dengan suntikan biologic agent. Grace mengatakan bagi penderita psoriasis agar mengobati penyakit sampai melewati fase akut.
Untuk membantu pengobatan, dia meminta pasien memperhatikan beberapa hal. Di antaranya melakukan kegiatan seperti berolahraga di tempat yang nyaman, tidak merokok, dan mengonsumsi alkohol. Selain itu, dia juga menyarankan untuk menjauhi faktor pemicu stres.