Rabu 21 Jun 2023 06:50 WIB

Menkop UKM Sebut Kemudahan Akses Pembiayaan Bantu UMKM Maju

Kredit UMKM memakai agunan tak lagi relevan, gunakan credit scoring.

Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki.

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, salah satu upaya untuk membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maju adalah dengan memberikan kemudahan akses pembiayaan.

Menurut Teten, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) harus proaktif dalam memberikan bantuan pembiayaan. Selain itu, pendekatan pinjaman dengan cara agunan dinilai sudah tidak lagi relevan bagi pelaku UMKM.

Baca Juga

"Cara ini sudah tidak lagi dipakai di luar negeri. Mereka sudah menggunakan skema credit scoring untuk menilai UMKM layak atau tidak meraih pembiayaan. UMKM itu tidak punya aset, tapi pinjam uang ke bank harus punya agunan," ujar Teten dalam pembukaan program "Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Bidang KUMKM, di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (20/6/2023).

Teten menyampaikan, target 30 persen dari Presiden Joko Widodo agar UMKM mendapat kredit perbankan pada 2024, dapat terealisasi apabila terdapat perubahan besar dalam kebijakan syarat peminjaman. Kemenkop UKM selalu berupaya agar UMKM dapat dengan mudah meraih akses pembiayaan, salah satunya adalah dengan konsolidasi para petani kecil yang memiliki sedikit lahan melalui koperasi.

Koperasi tersebut bertindak sebagai offtaker atau pemasok kebutuhan industri atau pasar, dimana tugasnya menghubungkan para petani ke sektor pembiayaan seperti perbankan. "Termasuk yang ada di Ciwidey, perbankan sudah masuk ke pembiayaan dengan koperasi yang menjadi offtaker. Karena bagaimana pun bank mau masuk kalau potensi rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL)-nya kecil," kata Teten.

Menurut Teten, kemudahan akses pembiayaan dapat membuat UMKM berkembang, sehingga mampu lebih banyak menciptakan lapangan kerja dan menghapus kemiskinan di berbagai daerah. Saat ini, UMKM menyumbang 99 persen perekonomian Indonesia, sedangkan porsi korporasi atau konglomerasi hanya 0,01 persen. Namun demikian, kredit perbankan yang disediakan untuk pengusaha mikro baru sekitar 21 persen.

"UMKM kita menyediakan lapangan kerja 97 persen nasional dan punya resiliensi yang luar biasa, sekarang tinggal kita perkuat UMKM kita, jangan ketika krisis sebagai pahlawan, sebagai penyelamat, sebagai tulang punggung, ketika keadaan ekonomi pulih UMKM dilupakan lagi. Oleh karena itu akses ke pembiayaan, kemudahan usaha harus terus kita berikan pada mereka," kata Teten.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement