Rabu 21 Jun 2023 11:29 WIB

Cina Berkomitmen Perluas Keanggotaan BRICS

Bangladesh telah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan BRICS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden China Xi Jinping terlihat di layar bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat ia menjadi tuan rumah KTT BRICS ke-14 melalui tautan video dari Beijing, Kamis, 23 Juni 2022 .
Foto: Li Tao/Xinhua via AP
Presiden China Xi Jinping terlihat di layar bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat ia menjadi tuan rumah KTT BRICS ke-14 melalui tautan video dari Beijing, Kamis, 23 Juni 2022 .

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina berkomitmen memperluas koalisi BRICS yang turut beranggotakan Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan (Afsel). Hal itu disampaikan merespons langkah Bangladesh yang telah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan. 

“Perluasan BRICS adalah konsensus politik yang dicapai oleh kelima anggota BRICS. Cina berkomitmen untuk memajukan ekspansi BRICS dan siap membawa lebih banyak mitra yang berpikiran sama ke dalam keluarga besar BRICS,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga

Dia menekankan, BRICS adalah platform penting untuk kerja sama di antara pasar negara berkembang dan negara berkembang. Oleh sebab itu BRICS berkomitmen menjunjung tinggi multilateralisme dan memajukan reformasi sistem tata kelola global.

“Serta meningkatkan representasi dan suara pasar negara berkembang dan negara berkembang,” ucapnya. 

Bangladesh telah secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan BRICS. Laman Dhaka Tribune, dalam laporannya pada Senin (19/6/2023) mengungkapkan, permohonan keanggotaan kepada BRICS diajukan menyusul pertemuan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Presiden Afsel Cyril Ramaphosa di Jenewa pada Rabu (14/6/2023) pekan lalu.

Seorang sumber mengungkapkan, Ramaphosa menyambut positif keinginan Bangladesh bergabung dengan BRICS. Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh Dr AK Abdul Momen mengatakan surat minat resmi kepada ketua BRICS saat ini dan Menlu Afsel Naledi Pandor dikirim sehubungan dengan permohonan keanggotaan.

"Ya, kami telah menyatakan minat kami dan melamar untuk bergabung dengan aliansi,” kata Menlu Bangladesh Masud Bin Momen saat ditanya tentang permohonan keanggotaan negaranya kepada BRICS.

KTT BRICS diagendakan digelar di Afsel pada Agustus mendatang. Keanggotaan baru dilaporkan akan menjadi salah topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Saat ini Bangladesh sudah diakui dan menyandang predikat “Sahabat BRICS”.

Baru-baru ini Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, setidaknya sudah terdapat hampir 20 negara yang berupaya memperoleh keanggotaan BRICS. “Jumlah negara yang ingin bergabung ke BRICS terus bertambah,” ujarnya, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Kamis (15/6/2023) lalu.

Dia menyebut, negara-negara yang berminat bergabung dengan BRICS berasal dari dunia Arab dan kawasan Asia-Pasifik. Ryabkov menekankan, dalam BRICS tidak dianut prinsip “pemimpin-pengikut”. Posisi semua negara anggota setara.

BRICS dibentuk pada 2006 atas inisiatif Rusia. Tujuannya adalah mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait. Saat ini kursi keketuaan BRICS dipegang oleh Cina. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement