Rabu 21 Jun 2023 20:11 WIB

Kepala Perpusnas: Upaya Bangun Literasi Masyarakat Perlu Sinergi Semua Pihak

Kepala Perpusnas ingatkan tugas mencerdaskan anak bangsa adalah tugas bersama.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyebut upaya membangun literasi masyarakat memerlukan kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan.
Foto: Republika / Darmawan
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyebut upaya membangun literasi masyarakat memerlukan kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyebut upaya membangun literasi masyarakat memerlukan kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan. Menurut dia, bangsa yang cerdas akan memberikan kesejahteraan.

Stakeholders meeting mempertemukan para pemangku kepentingan untuk dapat berkolaborasi atau bersinergi dalam membangun literasi masyarakat,” ujar Syarif Bando pada kegiatan Stakeholders Meeting Nasional (SHM) di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Syarif Bando menyampaikan, tugas mencerdaskan anak bangsa adalah tugas bersama seluruh pihak. Sebab, menurut dia, bangsa yang cerdas akan memberikan kesejahteraan. Indonesia mulai saat ini harus berani bersaing dengan negara lain.

“Kita jangan lagi terperdaya dengan mengirimkan bahan baku lalu kemudian diolah di negara lain, dan kembali dijual di dalam negeri. Maka itu, penguasaan teknologi menjadi penting,” jelas dia.

Dia mengatakan, data yang terpampang patut menjadi kekhawatiran, di mana 90 persen penduduk Indonesia yang bekerja berlatar belakang pendidikan dasar dan menengah. Bahkan, ada yang tidak tamat. Hanya 10 persen penduduk yang bekerja yang memiliki latar pendidikan sarjana.

Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan umum perlu diperkuat dengan kegiatan seperti itu. Manifesto IFLA mengatakan bangku terkahir bagi yang tidak duduk di sekolah formal adalah perpustakaan umum.

“Tidak perlu silabus atau kurikulum. Yang terpenting bagi masyarakat adalah bahan bacaan yang mampu memberikan pengetahuan dan pengajaran dan sarat tutorial,” terang dia.

Syarif Bando berharap dengan digelar SHM Nasional, daerah memiliki landasan kebijakan yang dibutuhkan bagi pelaksanaan program, terbentuk kerja sama, dan jejaring antarperpustakaan daerah dengan pemangku kepentingan serta perluasaan program replikasi TPBIS secara mandiri dan berkelanjutan.

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas Nani Suryani menambahkan, semangat dari kegiatan itu adalah membangun komitmen dan dukungan stakeholder untuk transformasi perpustakaan yang berkelanjutan. Itu dilakukan dengan harapan dapat terciptanya masyarakat sejahtera melalui TPBIS.

“Tujuan dari diselenggarakannya SHM ini adalah selain memperkuat sinerg dan kolaborasi stakeholders pelaksanaan TPBIS, dan mendorong program TPBIS menjadi gerakan nasional pembangunan literasi,” jelas Nani.

SHM Nasional dihadiri onsite oleh 695 peserta yang berasal dari provinsi dan kabupaten/kota mitra tahun 2022, 2020, 2018, mitra program Role Model, konsultan pendamping program TPBIS, dan dihadiri 1.000 peserta secara virtual.

SMN tahun 2023 dikemas dalam beberapa sesi acara meliputi penyampaian materi oleh para narasumber terkait urgensi mendorong keberlanjutan penguatan literasi masyarakat melalui program replikasi mandiri, dan talk show “Sinergitas & Kolaborasi Lintas Sektor sebagai Gerakan Bersama Pengembangan Program TPBIS di Daerah”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement