Rabu 21 Jun 2023 22:35 WIB

Ini Layanan Kesehatan untuk Jamaah Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Puncak haji dilaksanakan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tempat tidur jamaah haji Indonesia di dalam tenda di Mina, Makkah, Arab Saudi. Rabu (21/6/2023).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Tempat tidur jamaah haji Indonesia di dalam tenda di Mina, Makkah, Arab Saudi. Rabu (21/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Satu pekan menuju puncak haji, petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) bidang kesehatan di Arab Saudi melaksanakan berbagai persiapan untuk pelayanan kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

"Kami mendirikan beberapa pos kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Harapannya dapat mendekatkan akses jamaah haji kepada pelayanan kesehatan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, Rabu (21/6/2023)

Baca Juga

Liliek mengatakan, untuk pelayanan kesehatan di Armuzna, tim kesehatan haji menyediakan beberapa pos kesehatan yang akan melayani jamaah haji saat menjalankan puncak haji. Pertama, di Arafah didirikan satu pos kesehatan utama dan enam poskes satelit. Poskes di Arafah dioperasikan oleh tim kesehatan daerah kerja bandara dan dibantu oleh Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Promosi Kesehatan.  

Poskes utama di Arafah tersedia sekitar 30 bed perawatan dan didalamnya juga terdapat fasilitas pemulihan jika terjadi heatstroke. Selain itu juga dibuat lima pos satelit yang ditempatkan menyebar di dekat tenda-tenda jamaah.

"Di Arafah, kami dirikan satu pos kesehatan utama dan enam pos kesehatan satelit. Di pos kesehatan utama terdapat sekitar 30 bed perawatan dan fasilitas pemulihan jika terjadi heatstroke. Pos kesehatan satelit ini lebih ke penanganan pertama dan sifatnya sementara. Jika membutuhkan perawatan kesehatan lebih lanjut, maka dapat dikirim ke poskes utama Arafah, KKHI Makkah atau Rumah Sakit Arab Saudi," ujar Liliek.

Liliek menyampaikan, setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jamaah haji akan bergerak ke Muzdalifah. Di Muzdalifah, didirikan pos kesehatan sebanyak 11 unit yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah. Operasional puskes ini hanya semalam dan diharapkan tim kesehatan Makkah dapat segera kembali ke KKHI Makkah. Tim ini disiagakan untuk menangani kasus rujukan dari poskes Mina.

Setelah bermalam di Muzdalifah, jamaah haji akan bergerak ke Mina untuk selanjutnya akan tinggal selama tiga hari untuk melakukan lempar jamrah. Di Mina, didirikan pos kesehatan utama yang dioperasionalkan oleh tenaga kesehatan KKHI Madinah.

"Sedikit berbeda dengan tahun lalu, selain poskes utama Mina akan disiagakan gabungan tim EMT, tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH), tim perlindungan jamaah (linjam), dan petugas sektor di sepanjang jalur menuju jamarat," jelas Liliek.

Ia menambahkan, gabungan empat unsur itu akan dibagi menjadi beberapa tim yang akan melakukan pelayanan kesehatan bergerak dari pos ke pos di jalur atas dan bawah. Tim gabungan ini akan melakukan skrining dan pengamatan kesehatan jamaah yang berlalu-lalang sehingga bisa memberikan bantuan kesehatan bagi jamaah haji yang membutuhkan.

"Titik kritis adalah saat prosesi di Mina, oleh karenanya dibuat tim gabungan dari EMT, P3JH, Linjam dan petugas sektor. Saat ini tidak ada lagi pembedaan tugas antara Kemenkes dan Kemenag. Semua melebur untuk memberikan pelayanan kepada jamaah haji," ujar Liliek.

Liliek menjelaskan, konsep pelayanan Armuzna sekarang bahwa tidak ada lagi pembedaan tugas. Semua petugas baik dari Kemenkes dan Kemenag melebur jadi satu untuk memberikan pelayanan supaya jumlah petugas akan lebih banyak dan pertolongan bisa lebih dekat lagi dengan jamaah haji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement