REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir serius membenahi perwasitan Indonesia. Ia ingin mengembalikan kredibilitas dan integritas wasit-wasit nasional agar tidak ada lagi polemik yang timbul dari keputusan wasit di lapangan. PSSI baru saja merampungkan seleksi wasit untuk bertugas di kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dengan bantuan dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Dari hasil seleksi ketat melalui tiga tahap tes (Fitness Test FIFA Kategori 2, Video Test dan LOTG Test) yang digelar pada 15-16 Juni 2023, dua instruktur wasit dari JFA, Yoshimi Ogawa dan Toshiyuki Nagi menyatakan 18 wasit akan bertugas di Liga 1 dan 24 wasit bertugas menangani pertandingan di Liga 2. Erick meminta kepada semua wasit yang dinyatakan lulus seleksi agar dapat menjaga amanah dan integritas.
Demi memberikan motivasi dan pembelajaran kepada wasit-wasit tersebut, Erick mengaku tengah berupaya untuk mendatangkan wasit legendaris Pierluigi Collina. "Kami juga akan ada insentif, saya mendorong FIFA mengirimkan wasit Collina. Instruktur dari FIFA untuk datang ke Indonesia agar ketemu para wasit juga," kata Erick dalam konferensi pers di GBK Arena, Kamis (22/6/2023).
Collina merupakan wasit legendaris yang telah pensiun sejak Agustus 2005. Ia pernah terpilih sebagai Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS enam tahun berturut-turut dari tahun 1998 hingga 2003. Saat ini, Collina masih terlibat dalam dunia sepak bola, sebagai konsultan yang tidak dibayar pada Asosiasi Wasit Sepak Bola Italia, sebagai Ketua Wasit untuk Federasi Sepak Bola Ukraina sejak 2010, dan sebagai anggota Komite Wasit UEFA.
Pertandingan yang paling berkesan yang ia tangani adalah saat ia memimpin pertandingan final Liga Champions UEFA antara Bayern Muenchen dan Manchester United pada tahun 1999. Ia menyebut pertandingan ini sebagai pertandingan yang paling berkesan karena kontrasnya reaksi berbagai pihak.
Erick mengungkapkan pihaknya sudah bersurat ke FIFA agar bisa mendatangkan Collina ke Indonesia. "Jadi wasitnya pun perlu semangat, suratnya sudah dikirim pak Sekjen (Yunus Nusi). Itu agar wasit bisa punya kewibawaan dan kepercayaan diri karena mereka juga manusia biasa yamg perlu perhatian dan pondasi untuk kehidupan mereka," kata Erick.