REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim, Jakarta ke Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar, Bandung pulang pergi pada Kamis (22/6/2023). Untuk pertama kalinya, laju kereta mencapai kecepatan maksimal 385 kilometer per jam.
Kepada awak media, ia mengaku meski dengan kecepatan tinggi, penumpang sangat nyaman saat berada di dalam gerbong. Ia menilai, keberadaan Kereta Cepat menandakan loncatan teknologi transportasi di Tanah Air.
“Tadi kami mencoba kecepatan 350 km per jam sampai ada sebentar peak-nya di 385 km per jam. Betapa nyamannya naik kereta api ini, kekedapan suara, kegoyangan (getaran) dan sebagainya betul-betul sangat bagus. Kita bisa rapat tanpa suara keras,” kata Luhut usai uji coba di Stasiun Halim.
Tercatat waktu tempuh dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang hanya sekitar 32 menit. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Stasiun Tegalluar sekira 15 menit. Adapun pada perjalanan pulangh dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Halim sekitar 44 menit.
“Kita juga feeder-nya (angkutan pengumpan) dan kemudian balik ke Jakarta, software yang dipunya dites semua, hasilnya sangat baik,” katanya menambahkan.
Melihat kenyamanan Kereta Cepat, Luhut mengatakan PT Kereta Cepat Indoensia China (KCIC) akan segera melakukan studi pendahuluan untuk mempersiapkan perpanjangan rute Kereta Cepat dari Bandung ke Surabaya. Rencana tersebut akan dilaporkan langsung kepada Presiden Joko Widodo.
Menambahkan Luhut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang turut ikut menjajal Kereta Cepat mengaku puas dengan kecanggihan kereta. “Luar biasa, 350 km per jam dan stabil. Kita bisa berjalan tanpa pegang. Sekarang saatnya kita pada era kereta cepat,” katanya.
Budi mengungkapkan, di China, hanya ada dua lokasi yang memiliki kereta cepat dengan kecepatan 350 km per jam. Sementara di Indonesia menjadi yang pertama. Ia mengaku Kemenhub akan segera membuat regulasi sebagai pedoman operasional KCJB.
Pihaknya juga mulai fokus dalam uji kelaikan operasional sebelum menerbitkan izin operasi yang ditargetkan sebelum 1 Oktober 2023.
“Aspek safety juga paling penting dalam transportasi, tapi kalau saya lihat sendiri tadi itu aman. Saya bandingkan dengan beberapa negara, ini (KCJB) top,” katanya.