REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara mengatakan konsumsi daging di Indonesia masih sangat rendah. Harry menyebut konsumsi daging sapi Indonesia hanya 2,66 kilogram (kg) per kapita per tahun atau di bawah rata-rata dunia yang sebesar 6,4 kg per kapita per tahun.
"Kalau dilihat konsumsi daging per kapita Indonesia dibandingkan dengan dunia, kita masih di bawah," ujar Harry dalam acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN) bertajuk "Peran BUMN menjelang Hari Raya Idul Adha dan Pelaksanaan Ibadah Haji Indonesia" di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Harry menilai rendahnya konsumsi daging tak lepas dari faktor daya beli masyarakat. Harry membandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang mempunyai daya beli tinggi berkorelasi terhadap tingginya konsumsi daging.
Namun, Harry menyampaikan Berdikari tetap melakukan langkah antisipatif melonjaknya permintaan daging seiring tren positif pertumbuhan ekonomi dan juga peningkatan daya beli masyarakat ke depan. Salah satunya dengan menggandeng para peternak dari Jawa Timur, NTB, dan NTT untuk memenuhi kebutuhan daging nasional.
"Bisa dibayangkan berapa (permintaan daging) pada saat daya beli kita naik, pertumbuhan ekonomi kita naik, otomatis konsumsi daging kita juga akan naik. Tinggal bagaimana peran kita di BUMN untuk memenuhi hal tersebut," ucap Harry.
Sebagai gambaran, lanjut Harry, konsumsi daging sapi Indonesia pada 2021 sekitar 717.750 ton per tahun atau tumbuh 2,8 persen. Namun, produksi daging sapi dalam negeri hanya sebesar 437.783 ton per tahun atau tumbuh 23 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Harry menyampaikan Indonesia melakukan impor daging beku sebesar 279,97 ribu ton per tahun. Rinciannya, 100 ribu ton daging kerbau dari India, 120 ribu ton daging sapi dari Brasil, dan 59,97 ribu ton daging sapi dari Australia dan Selandia Baru. Selain itu, Indonesia juga melakukan importasi 518 ribu ekor sapi bakalan per tahun dari Australia.
"Kekurangan yang hampir 300 ribu ton disuplai lewat dari daging impor, baik penugasan kepada Bulog yang rata-rata 100 ribu ton daging kerbau India, Berdikari rata-rata 20 ribu ton daging sapi beku dari Brasil, dan yang lainnya itu swasta ambil dari Australia, Jepang, AS. Ini kondisi faktanya," kata Harry.