Jumat 23 Jun 2023 09:53 WIB

Jelang Puncak ASCN Annual Meeting, Ditjen Bina Adwil Gelar Seri Diskusi Ke-4 ASCN

Ketentraman dan ketertiban masyarakat telah menjadi masalah klasik di kota.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan  sekaligus _National Representative_ (NR) ASCN Indonesia, Safrizal ZA.
Foto: Dok. Republika
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan sekaligus _National Representative_ (NR) ASCN Indonesia, Safrizal ZA.

REPUBLIKA.CO.ID, JIMBARAN -- Setelah sukses menggelar tiga rangkaian diskusi, Ditjen Bina Adwil kembali menggelar Seri-4 ASEAN Smart City Network (ASCN) yang melibatkan narasumber dan partisipan dari dalam dan luar negeri. Diskusi Seri-4 yang dihelat secara hybrid di Fox Hotel Jimbaran ini merupakan diskusi putaran akhir sebelum pertemuan puncak tahunan ASCN pada Bulan Juli mendatang di Bali.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan  sekaligus _National Representative_ (NR) ASCN Indonesia, Safrizal ZA, secara resmi membuka dan menyampaikan sambutannya dalam gelaran tersebut. "Tema _4th ASCN Discussion_ kali ini menyoroti aspek _Civic, Social, Health, and Well-Being_ yang merefleksikan tata kelola Kota Cerdas sebagai Solusi Cerdas yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. Hal ini harus menjadi _concern_ bersama, terutama dalam kaitannya dengan upaya pemenuhan pelayanan bagi publik secara luas," ungkap Safrizal dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat, (23/6/2023). 

Berbagai permasalahan perkotaan mulai dari transportasi, hunian, pelestarian lingkungan hingga ketentraman dan ketertiban masyarakat  telah menjadi masalah klasik di kota-kota saat ini. Belum lagi arus urbanisasi yang terus menambah kepadatan penduduk di perkotaan. Isu-isu strategis tersebut turut mengemuka dalam Seri-4 Diskusi ASCN.

“Masalah klasikal tidak bisa lagi diselesaikan dengan cara-cara konvensional, namun harus menempatkan terobosan dan inovasi sebagai ujung tombaknya karena begitu masifnya perkembangan teknologi informasi saat ini, sehingga pendekatan transformasi digital dalam kerangka kerja-kerja kolaboratif menjadi instrumentasinya," sambung Safrizal. 

Kegiatan ini sendiri menghadirkan beberapa narasumber dari perwakilan negara-negara anggota ASEAN, yakni Deputy Governor of Siem Reap Province dari Negara Kamboja, Yangoon City Development Committee dari Negara Myanmar, serta representasi dari Google Inc. Sedangkan dari dalam negeri, Kementerian Kesehatan  dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, turut memberikan paparannya.

Sementara itu hasil-hasil diskusi yang telah digelar dalam 4 seri ini akan menjadi bahan rekomendasi yang akan dibahas dalam Pertemuan Tahunan ASCN yang sejurus pula akan menjadi materi dalam KTT ASEAN ke-43 pada bulan September mendatang.

“Indonesia dalam hal ini melalui _focal point_ Kemendagri siap untuk menjadi tuan rumah dalam agenda _The 6th Annual Meeting of ASCN_  pada 12-13 Juli 2023 mendatang yang tentunya turut pula menyukseskan Keketuaan Indonesia di ASEAN," ujar Safrizal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement