REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meyakini proyek kereta cepat yang hampir rampung akan menjadi pilihan transportasi yang mudah bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Pasalnya, kereta cepat bakal melaju dengan kecepatan 350 km per jam sehingga waktu tempuh hanya sekitar 45 menit.
“Kedepan ini akan ada 68 kali perjalanan per hari dengan rata-rata penumpang 600 orang dalam satu kali perjalanan. Saya kira akan membuat orang lebih nyaman datang kemari menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)” kata Luhut dalam keterangannya, dikutip Republika.co.id, Jumat (23/6/2023).
Luhut menerangkan, China Railway (CR) bersedia melakukan teknologi transfer pada Indonesia. Hal ini menurutnya berkat dukungan program hilirisasi yang dilakukan pemerintah sehingga ke depan bahan-bahan kereta cepat akan didukung buatan dalam negeri.
Pada Kamis (22/6/2023), Menko Luhut bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjajal operasional Kereta Cepat dengan kecepatan 350 km hingga 385 km per jam. Menurut Luhut, meski dengan kecepatan tinggi, kondisi di dalam gerbong tetap minim getaran dan suara sehingga sangat nyaman. Pihaknya pun sekaligus mengapresiasi para pekerja yang terlibat dalam pembangunan KCJB dalam lima tahun terakhir.
“Saya titip kepada teman-teman sekalian kita selesaikan tuntas pekerjaan kita ini dengan baik. Mudah-mudahan pada 18 Agustus 2023, Presiden RI (Joko Widodo) bisa meresmikan ini,” kata Luhut.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengelola Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengungkapkan, pemerintah meminta agar tarif tiket tak lebih dari Rp 250 ribu per orang. Perusahaan sejauh ini masih terus membahas besaran tarif sebelum dioperasionalkan secara komersial mulai Oktober 2023 mendatang.
“Kemenhub (Kementerian Perhubungan) minta kalau bisa di bawah Rp 250 ribu. Tiket sedang kita bahas, Kemenhub juga kasih masukan, ini yang masih menjadi pertimbangan untuk segera ditetapkan,” kata Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi di Stasiun Halim.
Dwiyana mengungkapkan, salah satu pertimbangan dalam penetapan harga tiket juga menyangkut fasilitas feeder atau angkutan pengumpan yang menunjang Kereta Cepat. Di satu sisi, juga dipertimbangkan kemungkinan harga tiket termasuk angkutan LRT yang terintegrasi dengan Kereta Cepat di Stasiun Halim.
KCIC menginginkan agar sistem tiket memudahkan semua penumpang sebagai pengguna transportasi. “Benar-benar penumpang itu kita buat mudah, kita ingin ada integrasi ticketing dengan feeder, dengan LRT,” ucapnya.