REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia menunjukkan mantan komandan angkatan udara sebagai kepala keamanan siber pertama negara itu. Marsekal Darren Goldie akan membantu pemerintah merespons penyusupan data dan meningkatkan keamanan siber nasional.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan, Goldie yang berpengalaman selama 30 tahun akan menjadi koordinator keamanan siber nasional Australia. Mulai 3 Juli mendatang ia akan membantu kantor nasional serta departemen dalam negeri.
"Kami melihat ini sebagai komponen penting pada apa yang perlu dilakukan pemerintah modern dalam menghadapi tantangan baru yang sudah ada," kata Albanese, Jumat (23/6/2023).
Penunjukkan ini bagian dari respon pemerintah Australia pada penyusupan ke firma hukum HWL Ebsworth. Perusahaan terbaru yang diserang peretas dan klien-kliennya termasuk bank-bank terbesar negara itu dan sejumlah departemen pemerintah Australia.
HWL Ebsworth menduga kelompok ransomware BlackCat, yang juga dikenal sebagai ALPHV telah mempublikasikan sejumlah data curian ke dark web atau lapisan bawah jaringan internet. Pada awal pekan ini, empat bank besar Australia mengatakan sistem mereka tidak terdampak pada insiden penyusupan.
Lembaga layanan korban pencurian identitas di Australia, IDCare mencatat pada Januari 2023 lalu Australia negara kelima yang paling banyak diincar. Sejauh lebih buruk dari negara lain dalam hal ekonomi dan populasinya.
Sejak tahun lalu Australia sudah melihat lonjakan penyusupan siber, mendorong pemerintah melakukan reformasi peraturan keamanan pada bulan Februari lalu dan mendirikan lembaga yang mengawasi investasi pemerintah dan membantu mengkoordinasi respons serangan peretas.
Menteri Dalam Negeri Australia Clare O'Neil mengatakan Goldie merupakan "bagian penting dari puzzle" untuk mencegah serangan peretas. Perusahaan asuransi Medibank Private dan perusahaan telekomunikasi Optus milik Singapore Telecommunications melaporkan penyusupan siber.