Jumat 23 Jun 2023 17:05 WIB

Jokowi Tetap Beli Sapi Qurban Milik Peternak Karanganyar

Presiden Jokowi tetap membeli sapi qurban milik peternak dari Karanganyar, jateng.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Wujud sapi milik Suparno, peternak asal Cabean, Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang dipesan oleh Presiden Jokowi untuk jadi hewan kurban.
Foto: dokpri
Wujud sapi milik Suparno, peternak asal Cabean, Pandeyan, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang dipesan oleh Presiden Jokowi untuk jadi hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap membeli sapi qurban milik peternak asal Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelumnya beredar informasi bahwa sapi jenis Peranakan Ongole milik Sukasno dengan bobot 810 kg tersebut dikabarkan batal dibeli oleh Presiden.

“Bapak Presiden minta sapi Pak Sukasno tetap dibeli oleh Sekretariat Presiden,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Baca Juga

Bey menjelaskan, sebelumnya sapi milik Sukasno tersebut mengalami kekurangan bobot. “Dibeli akhirnya jadi kan, memang ada kekurangan jenis berat kurang, kurang sedikit tapi bapak Presiden meminta dibeli,” kata Bey.

Hal itu juga dikonfirmasi oleh Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono. Heru mengatakan sapi tersebut dibeli oleh Sekretariat Presiden. “Ya jadi dibeli oleh Sekretariat Presiden,” ujarnya.

Sebelumnya Sukasno warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar kecewa karena sapinya batal dibeli oleh Jokowi untuk qurban di hari raya Idul Adha. Padahal sapi miliknya itu sudah diperiksa oleh tim dan dinyatakan lolos.

“Hari Jumat kemarin, saya dikasih tahu secara lisan, katanya batal. Mestinya saya merasa kecewa, karena waktunya tinggal beberapa hari saja, kok dibatalkan,” ujarnya, Selasa (20/6/2023).

Menurutnya, pembatalan pembelian sapi tersebut karena bobot sapi yang dinilai Sekretariat Presiden kurang besar. “Alasannya dari Setpres kurang besar, cari yang 1 ton lebih. Saya juga bilang kriteria sapi saya sudah masuk. Surat pembatalan belum ada, pembatalan baru lisan,” kata dia.

Namun ia pun tetap meminta pertanggungjawaban. Karena ekor sapinya cacat setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement