Jumat 23 Jun 2023 17:36 WIB

Heboh Kasus Inses Ibu dan Anak di Bukittinggi, Ini Kata Psikolog

Psikolog sebut dalam kasus inses, anak jadi sumber pemenuhan kebutuhan emosional ibu.

Red: Bilal Ramadhan
Incest (ilustrasi). Psikolog sebut dalam kasus inces, anak jadi sumber pemenuhan kebutuhan emosional ibu.
Foto: funnycrave.com
Incest (ilustrasi). Psikolog sebut dalam kasus inces, anak jadi sumber pemenuhan kebutuhan emosional ibu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus persetubuhan sedarah antara ibu dan anak atau inses yang terjadi di Kota Bukittinggi menjadi viral. Menurut Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, inses itu sudah berlangsung sejak sang anak masih duduk di bangku SMA karena diajak oleh ibunya. Saat ini anak sudah berusia 28 tahun.

"Anak kita, dari usia SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya," kata Erman.

Baca Juga

Psikolog klinis sekaligus Co-Founder Ohana Space Veronica Adesla mengatakan dalam kasus inses antara orang tua dan anak yang sudah beranjak dewasa (adult child), lebih banyak dibahas mengenai emotional incest.

Ini terjadi orang tua menjadikan anak sebagai sumber pemenuhan kebutuhan emosional yang tidak didapatkannya dari pasangannya. Ada kebergantungan emosional yang tidak sehat kepada anak untuk mendapatkan perasaan nyaman, senang, lega, tidak sendirian, didukung, dan sebagainya.