REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH — Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan menyoroti soal kasus perundungan atau tindak kekerasan yang melibatkan pelajar. Ia tak ingin ada persoalan tersebut di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, apalagi jika terjadi di lingkungan sekolah.
Untuk itu, Bupati mendorong program Sekolah Ramah Anak (SRA). “Sering kita lihat peristiwa kekerasan di sekolah yang viral di media sosial. Oleh karena itu, kehadiran SRA di satuan pendidikan upaya kita dalam melindungi hak anak,” kata Bupati.
Sebagaimana dilansir Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat, program SRA diluncurkan saat momen peringatan ke-16 Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat pada Senin (19/6/2023).
Bupati mengatakan, program SRA dibentuk Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat sebagai upaya preventif. Ia berharap program ini dapat berjalan efektif dalam upaya memberikan perlindungan terhadap para pelajar.
“Jangan sampai terjadi peristiwa kekerasan seksual, perundungan, dan juga kekerasan fisik di lingkungan sekolah. Bagaimanapun pelajar ini merupakan generasi penerus bangsa,” kata Bupati.
Selain SRA, Pemkab Bandung Barat juga meluncurkan program ekstrakurikuler hafiz Quran. “Selain dari sisi pengetahuan umum, tentu pembiasaan menghafal Alquran bisa menjadi ekstrakurikuler yang dapat mencetak para hafiz muda di Bandung Barat,” ujar Bupati.
Bupati berharap ekstrakurikuler itu dapat mendorong generasi muda Muslim di Bandung Barat untuk mencintai Alquran dan mempelajarinya. “Mudah-mudahan, di tengah maraknya penggunaan gadget di luar aktivitas belajar, saya berharap ekstrakurikuler ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya,” kata Bupati.