Sabtu 24 Jun 2023 03:00 WIB

Negara Kaya Janji Gelontorkan Dana Miliaran Dolar AS ke Negara Berpenghasilan Rendah

Dana tersebut untuk mengatasi krisis pascapandemi dan perubahan iklim

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Para pemimpin negara kaya yang tergabung dalam kelompok 7 (G7).
Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Para pemimpin negara kaya yang tergabung dalam kelompok 7 (G7).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Bank-bank pembangunan multilateral seperti Bank Dunia diharapkan dapat menemukan dana tambahan sebesar 200 miliar dolar AS untuk negara-negara berpenghasilan rendah, menghadapi krisis Pascapandemi dan perubahan iklim. Situasi ini akan mengharuskan negara-negara kaya menyuntikkan lebih banyak dana, dalam pernyataan para pemimpin dunia mengatakan pada Jumat (23/6/2023).

Para pemimpin tersebut, mengatakan rencana mereka akan mendapatkan miliaran dolar investasi yang sesuai dari sektor swasta. Mereka berkumpul di sebuah pertemuan di Paris untuk mencari pendanaan mengatasi perubahan iklim dan beban utang pasca Covid-19 di negara-negara miskin.

Baca Juga

Janji yang sudah lama tertunda sebesar 100 miliar dolar AS untuk pendanaan iklim bagi negara-negara berkembang juga sudah di depan mata, kata mereka.

Namun, banyak peserta yang hadir mengatakan bahwa selama dua hari pertemuan tersebut, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional semakin tidak setuju untuk mengatasi tantangan yang paling mendesak dan membutuhkan perubahan besar.

"Kami ... mengharapkan peningkatan keseluruhan sebesar 200 miliar dolar AS dari kapasitas pinjaman MDB selama sepuluh tahun ke depan dengan mengoptimalkan neraca keuangan mereka dan mengambil lebih banyak risiko," demikian pernyataan akhir KTT yang diperoleh Reuters.

"Jika reformasi ini diimplementasikan, MDBs mungkin membutuhkan lebih banyak modal," tambahnya, mengakui dalam dokumen KTT terakhir untuk pertama kalinya bahwa negara-negara kaya mungkin harus menyuntikkan lebih banyak uang tunai.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang negaranya adalah pemegang saham terbesar IMF dan Bank Dunia, telah mengatakan sebelum dalam pertemuan ini bahwa bank-bank pembangunan harus terlebih dahulu memeras lebih banyak pinjaman sebelum kemungkinan peningkatan modal dipertimbangkan.

Dokumen akhir KTT menyerukan agar setiap dollar pinjaman dari bank-bank pembangunan diimbangi dengan setidaknya satu dollar dari keuangan swasta. Menurut para analis ini akan membantu lembaga-lembaga internasional untuk meningkatkan 100 miliar dolar AS dari uang swasta, tambahan di negara-negara berkembang dan negara-negara yang sedang berkembang.

Pengumuman tersebut menandai peningkatan aksi dari bank-bank pembangunan dunia, dalam memerangi perubahan iklim dan menetapkan arah perubahan lebih lanjut menjelang pertemuan tahunan mereka di akhir tahun ini.

Namun, beberapa aktivis iklim mengkritik hasil tersebut. "Meskipun peta jalan dari KTT Paris mengakui pentingnya sumber daya keuangan yang substansial untuk meningkatkan aksi iklim, peta jalan tersebut terlalu bergantung pada investasi swasta dan memberikan peran yang terlalu besar kepada bank pembangunan multilateral," ujar Harjeet Singh, kepala strategi politik global di Climate Action Network International.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement