Sabtu 24 Jun 2023 08:51 WIB

Bertransformasi, Pertumbuhan Pengguna JogjaKita Capai 600 Persen

Dalam sehari, setidaknya Walid bisa membuat sekitar tiga hingga lima video.

Salah satu driver JogjaKita yang kini aktif menjadi konten kreator, Walidiyono (42).
Foto: dokpri
Salah satu driver JogjaKita yang kini aktif menjadi konten kreator, Walidiyono (42).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- JogjaKita telah bertransformasi dari ojek daring menjadi aplikasi on demand service sejak Maret 2023 lalu. Perubahan ini memungkinkan JogjaKita untuk menjadi media sharing bagi para penggunanya, termasuk berbagi konten video.

CEO JogjaKita, Akhmad Mirza Alif Syahrial mengatakan, semua video yang bercerita tentang Yogya bisa diunggah pada aplikasi JogjaKita, mulai dari makanan, wisata, hotel, UMKM, hingga guyonan ringan khas daerah ini. Namun perlu diingat, konten yang diunggah tidak boleh mengandung kekerasan, hoaks, SARA dan pornografi. 

Setiap video yang diunggah dan menimbulkan transaksi order, otomatis akan terjadi profit sharing. Baik content creator, driver hingga pemilik usaha akan memperoleh pemasukan, sementara customer yang memesan merasa senang.

"Ketika terjadi transaksi berupa pembelian makanan misalnya, driver yang meng-upload video akan mendapat bonus tunai yang bisa dicairkan melalui rekening. Bila beruntung melayani orderan customer, driver masih akan mendapatkan tambahan bonus tunai," ucapnya dalam siaran pers, Sabtu (24/6/2023).

Diungkapkan Mirza, transformasi JogjaKita menjadi aplikasi on demand service berdampak signifikan pada pertumbuhan penggunanya. Selama Maret hingga Juni 2023, pertumbuhan pengguna JogjaKita mencapai 600 persen dengan mayoritas video guyonan ringan khas Yogyakarta. 

Mirza mengklaim, banyaknya video yang diunggah ke JogjaKita menimbulkan rasa penasaran masyarakat untuk menggunakan media ini. Terlebih, harga yang ditawarkan dalam setiap transaksi selalu kompetitif dengan pelayanan driver yang baik. Selain bisa menjawab kebutuhan warga Yogya, JogjaKita juga diharapkan bisa menjadi petunjuk bagi wisatawan karena informasi terkait daerah ini disuarakan langsung oleh masyarakat lokal.

"Nah, visi kita ke depan adalah mengenalkan konsep ekonomi organik JogjaKita ke Indonesia. Mudah-mudahan bisa menjadi motivasi para pegiat teknologi, bahwa untuk mengangkat produk tidak harus banyak uang, melainkan bisa dilakukan dengan semangat gotong royong," katanya.

Salah satu driver JogjaKita yang kini aktif menjadi konten kreator adalah Walidiyono (42). Pria paruh baya ini dengan penuh semangat berbagi informasi seputar Yogya melalui video. Di antaranya tentang makanan, wisata, penginapan, hingga aktivitas masyarakat.

"Mendokumentasikan segala hal yang ditemui adalah hobi saya. Di JogjaKita, saya bisa ngojek sekaligus menyalurkan hobi itu," kata Walid.

Dalam sehari, setidaknya Walid bisa membuat sekitar tiga hingga lima video yang berbicara tentang Yogya. Video-video berdurasi 60 detik di akunnya bahkan telah ditonton lebih dari 4.000 pengguna. Walid pun berhasil mendapatkan penghasilan tambahan dari setiap orderan pada video-video yang diunggahnya.

Berkat penghasilannya sebagai driver sekaligus konten kreator JogjaKita, Walid kini tak perlu lagi berjualan mainan di pasar tradisional. Terlebih, ia juga merasa terhibur dengan aktivitas persaudaraan sesama driver JogjaKita. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement