Sabtu 24 Jun 2023 16:00 WIB

Kelompok Tentara Bayaran Rusia Lakukan Kudeta Militer?

Pendiri kelompok tentara bayaran Wagner menolak meneken kontrak dengan Kemenhan Rusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Dalam tangkapan yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Prigozhin pada hari Sabtu, 20 Mei 2023, anggota perusahaan militer Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengibarkan bendera nasional Rusia dan bendera Wagner di atas sebuah bangunan yang rusak di Bakhmut, Ukraina.
Foto: Prigozhin Press Service via AP
Dalam tangkapan yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Prigozhin pada hari Sabtu, 20 Mei 2023, anggota perusahaan militer Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengibarkan bendera nasional Rusia dan bendera Wagner di atas sebuah bangunan yang rusak di Bakhmut, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rusia menuduh kepala tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin melakukan pemberontakan bersenjata pada Jumat (23/6/2023). Tuduhan tanpa bukti ini dibarengi dengan klaim pimpinan militer telah membunuh sejumlah besar anggota tentara bayaran itu dalam serangan udara dan berjanji akan menghukum mereka.

Prigozhin tampaknya telah melewati batas baru dalam perseteruannya yang semakin tajam dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Dia mengatakan pada Jumat (23/6/2023), bahwa alasan Kremlin untuk menyerang Ukraina didasarkan pada kebohongan yang dibuat oleh petinggi tentara.

Baca Juga

Kementerian Rusia mengeluarkan pernyataan, bahwa tuduhan-tuduhan yang dileparkan Prigozhin tidak benar dan merupakan provokasi informasi. Tapi, Prigozhin mengatakan tindakannya bukanlah kudeta militer.

Namun dalam serangkaian pesan audio yang tidak jelas dan tidak dapat diverifikasi secara independen, dia tampaknya menyarankan bahwa 25 ribu pasukan sedang dalam perjalanan untuk menggulingkan para pemimpin pertahanan di Moskow.