Sabtu 24 Jun 2023 18:06 WIB

SM Tower and Convention Jadi Kado Milad Muhammadiyah ke-114

Banyak tantangan yang dihadapi dalam pembangunan SM Tower and Convention.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (tengah), Pembina Suara Muhammadiyah Muchlas Abror (kiri), dan Direktur Suara Muhammadiyah, Deni Asyari saat soft launching Suara Muhammadiyah (SM) Tower and Convention di Yogyakarta, Sabtu (24/6/2023). SM Tower and Convention menjadi tambahan lini baru amal usaha Muhammadiyah dibawah naungan Suara Muhammadiyah. Bangunan dengan tinggi delapan lantai ini menjadi pilar dakwah di bidang ekonomi dan pariwisata di jantung Kota Yogyakarta. Tempat ini juga menjadi hotel pertama yang dibangun oleh Muhammadiyah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (tengah), Pembina Suara Muhammadiyah Muchlas Abror (kiri), dan Direktur Suara Muhammadiyah, Deni Asyari saat soft launching Suara Muhammadiyah (SM) Tower and Convention di Yogyakarta, Sabtu (24/6/2023). SM Tower and Convention menjadi tambahan lini baru amal usaha Muhammadiyah dibawah naungan Suara Muhammadiyah. Bangunan dengan tinggi delapan lantai ini menjadi pilar dakwah di bidang ekonomi dan pariwisata di jantung Kota Yogyakarta. Tempat ini juga menjadi hotel pertama yang dibangun oleh Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hotel Muhammadiyah pertama yakni SM Tower and Convention yang dikelola Suara Muhammadiyah diresmikan oleh ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara soft launching yang digelar Sabtu (24/6/2023). Hotel yang berlokasi di Kota Yogyakarta tersebut menjadi kado milad Muhammadiyah ke-114, sekaligus kenang-kenangan pada peringatan hari lahir Suara Muhammadiyah ke-108.

Dengan diresmikannya hotel tersebut, juga menandai juga sudah mulai beroperasi secara resmi. Soft launching itu juga menandakan Suara Muhammadiyah resmi membentangkan layar untuk mengarungi dunia bisnis di sektor perhotelan dan pariwisata.

Baca Juga

Direktur Utama Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari mengatakan banyak tantangan yang dihadapi dalam pembangunan SM Tower and Convention. Meski begitu, hotel ini dapat terbangun dalam waktu 1,3 tahun dengan tinggi delapan lantai, yang mana pembiayaan seluruhnya berasal dari dana mandiri yang dikeluarkan Suara Muhammadiyah.  

"(Ini) Bukti kemandirian keserikatan (Muhammadiyah) karena proses perizinan, dan pembangunan, manajemen hotel, kami kelola mandiri," kata Deni dalam soft launching yang sigelar di SM Tower and Convention, Kota Yogyakarta, Sabtu (24/6/2023).

"Impian ini bisa terwujud berkat kerja keras, kolaborasi, dan ketulusan bersama," ucap Deni.

Deni menuturkan, spirit pembangunan SM Tower and Convention yakni semangat ideologis, bukan semangat pragmatisme bisnis. Pasalnya, didirikannya hotel ini dalam rangka membangun kekuatan umat dan jamaah.

Orientasi dari kehadiran SM Tower and Convention, lanjutnya, sebagai inovasi terbarukan untuk membangun ekosistem sebagai koridor dakwah nyata Muhammadiyah yang bergerak di bidang ekonomi.

"Nantinya kita bisa membangun sebuah ekosistem baru di dalam ekonomi, di mana peredaran dan perputaran uang ada di umat. Itulah semangat ideologisnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Deni menyebut bahwa SM Tower and Convention sendiri ingin memiliki diferensiasi dari hotel-hotel yang sudah ada dengan brand Living Muslim Hotel. Maksud dari Living Muslim bukan hanya orang Islam yang bisa menginap di hotel ini, melainkan lebih kepada core values (nilai-nilai) kehidupan muslim yang dijalankan di SM Tower.

“Prinsipnya, Living Muslim bukan eksklusif untuk orang Islam, tetapi SM Tower memberikan core values (nilai). Ketika orang menginap di sini bukan sekadar tidur, tetapi mendapat inspirasi, mendapat nilai-nilai baru, dan semangat baru," ucap Deni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement