REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) tidak menemukan bukti langsung bahwa pandemi Covid-19 berasal dari insiden kebocoran di Institut Virologi Wuhan, Cina. Laporan empat halaman oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengatakan, komunitas intelijen AS masih tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa virus itu berasal dari laboratorium, dan belum dapat menemukan asal-usulnya.
"Badan Intelijen Pusat dan badan lain tetap tidak dapat menentukan asal pasti pandemi Covid-19, karena hipotesis (alami dan laboratorium) bergantung pada asumsi yang signifikan atau menghadapi tantangan dengan pelaporan yang bertentangan," kata laporan ODNI.
Laporan itu mengatakan, langkah ekstensif telah dilakukan pada virus korona di Institut Wuhan (WIV). ODNI belum menemukan bukti insiden spesifik yang dapat menyebabkan wabah tersebut.
"Kami tidak memiliki indikasi bahwa kepemilikan penelitian pra-pandemi WIV termasuk SARSCoV-2 atau nenek moyang yang dekat, atau bukti langsung bahwa insiden terkait penelitian tertentu melibatkan personel WIV sebelum pandemi yang dapat menyebabkan pandemi Covid-19," kata laporan itu.
Asal muasal pandemi virus korona telah menjadi bahan perdebatan sengit di Amerika Serikat, sejak kasus itu pertama kali dilaporkan di Wuhan pada akhir 2019.
Presiden AS Joe Biden pada Maret menandatangani undang-undang yang mendeklasifikasi informasi terkait asal-usul pandemi. Biden mengatakan, dia berbagi tujuan dengan Kongres untuk merilis informasi sebanyak mungkin tentang asal mula Covid-19.
Direktur FBI, Christopher Wray mengatakan, agensinya telah menilai selama beberapa waktu terkait asal mula pandemi. Wray mengatakan, asal mula pandemi kemungkinan besar berpotensi berasal dari insiden laboratorium di Kota Wuhan, Cina. Sementara Cina mengatakan, klaim tersebut tidak memiliki kredibilitas apa pun.
Hingga 20 Maret, empat lembaga AS lainnya masih menilai bahwa Covid-19 kemungkinan besar merupakan hasil dari penularan alami. Sementara dua lembaga AS lainnya belum diputuskan.