REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Albania, dan Ukraina menuntut agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelidiki kerja sama militer yang berkembang antara Rusia dan Iran. Dalam pengarahan media pada Jumat (23/6/2023), Perwakilan AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa kerja sama tersebut telah membantu Rusia untuk melanjutkan perang brutalnya di Ukraina.
Dia menyebut bahwa Rusia telah membeli ratusan drone seri Mohajer dan Shahed dari Iran--yang merupakan pelanggaran nyata terhadap Resolusi 2231. Dia pun mengatakan bahwa Moskow sekarang juga sudah bekerja sama dengan Teheran untuk memproduksi senjata-senjata tersebut di dalam negeri Rusia.
"Ukraina, AS, Prancis, Inggris, dan negara-negara lain telah sepatutnya melaporkan pelanggaran ini ke PBB, dan memberi PBB informasi dan analisis tambahan," kata Greenfield.
Dia menekankan bahwa PBB harus menanggapi seruan yang semakin meningkat dari komunitas internasional untuk menyelidiki pelanggaran itu.
Sementara itu, Wakil Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah pernyataan Greenfield dengan menyebutnya tidak berdasar dan ditujukan untuk menyesatkan masyarakat internasional. Nebenzia berpendapat bahwa dokumen yang ditampilkan tidak berdasarkan fakta, melainkan wacana politik yang menyesatkan.