Ahad 25 Jun 2023 09:06 WIB

Sosok Bos Wagner: Dari Usaha Katering Hingga Memimpin Tentara Bayaran 

Prighozin menggunakan koneksi yang dimilikinya untuk mengembangkan bisnis kulinernya.

Bus melintasi logo Wagner yang dicorat-coret dengan kalimat 'No War'.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Bus melintasi logo Wagner yang dicorat-coret dengan kalimat 'No War'.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin akhirnya menacapai kesepakatan dengan Moskow. Ia memutuskan menarik mundur pasukannya yang sebenarnya sudah mengarah ke Moskow untuk menggulingkan petinggi militer di sana. 

‘’March of Justice’’, ia menyebut konvoi pasukannya ke Moskow tersebut. Mediasi yang dilakukan Presiden Belarusia Alxender Lukashenko akhirnya membuat Prighozin menghindari pertumpahan darah dengan sesame warga Rusia, Sabtu (24/6/2023).

Kini Prigozhin berusia 62 tahun. Dalam beberapa dekade terakhir ia dikenal dengan julukan "Putin's chef". Julukan ini karena perusahaan kateringnya mempunyai kontrak dengan Kremlin. Tak diketahui secara pasti bagaimana pertemanan dirinya dengan Presiden Vladimir Putin. 

Namun, keduanya saling kenal dan lahir serta dibesarkan di St Petersburg. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun dalam kasus perampokan pada 1981. Usaha kuliner yang digelutinya sekarang, bermula dari selesainya hukuman panjangnya pada 1990-an.

Ia mengawali hidupnya dengan menjual hotdogs di kota kelahirannya, St Petersburg. Ia lumayan cepat berhasil membangun jaringan ke supermarket kemudian membuka restoran dan perusahaan kateringnya sendiri. 

Restoran miliknya memperoleh reputasi bagus karena makanannya yang enak. Usahanya itu memperoleh pengakuan pula dari pemerintah kota termasuk wakil wali kota St Petersburg saat itu, Vladimir Putin. Ia memiliki keterampilan bergaul sehingga mengenal pejabat pemerintah. 

Ia menggunakan koneksi yang dimilikinya untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Dari usaha kuliner, ia kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke media dan internet yang kemudian membuatnya dituduh mengintervensi hasil Pilpres AS pada 2016. 

Prighozin mengaku mendirikan....

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement