Tentara bayaran Wagner menjadi perbincangan kontroversial belakangan ini. Pasukan elite terlatih yang selama perang Rusia-Ukraina membela militer Rusia itu tiba-tiba berkhianat dan nyaris menyerbu Moskow untuk menggulingkan Presiden Vladimir Putin.
Memang, pada akhirnya pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin, membatalkan serangan itu dan menarik mundur pasukannya menuju Belarusia. Bisa jadi, Prigozhin tidak mau pasukannya menjadi bulan-bulanan tentara Rusia yang siap menyerang mereka, mengingat selama perang ini sudah ribuan tentara bayaran tewas.
Seperti dikutip Business Insider dan Aljazeera, Grup Wagner menggaji tentaranya antara 4.000-8.000 poundsterling per bulan. Jumlah ini naik signifikan sejak Oktober 2022, dari range sebelumnya antara 800-4.000 poundsterling.
Jika dirupiahkan dengan kurs 1 poundsterling Rp 19.100, rata-rata gaji tentara bayaran Wagner ini antara Rp 76,5 juta sampai Rp 153 juta per bulan. Kontrak terpendek sepanjang enam bulan dengan insentif bonus.
Perang Rusia versus Ukraina menjadi bisnis bagi Wagner. Kenaikan gaji terjadi setelah permintaan serius datang dari Pemerintah Rusia untuk membantu militer mereka di Ukraina.
Bagi tentara Wagner yang meninggal dalam perang Rusia-Ukraina akan mendapatkan kompensasi 60 ribu dolar AS dari Rusia atau Rp 900 jutaan dengan kurs satu dolar Rp 15 ribu. Dalam mata uang rubel Rusia, angkanya lima juta.
Prigozhin, dalam wawancara Telegram yang dilaporkan Aljazeera, mengatakan Wagner telah kehilangan 20 ribu pejuangnya dalam pertempuran selama berbulan-bulan di Kota Bakhmut di Ukraina. Jumlah itu sama dengan 100 miliar rubel atau 1,2 miliar dolar AS. Jika dirupiahkan mencapai Rp 15,3 triliun.
"Keluarga (tentara bayaran Wagner) menerima pembayaran dengan uang tunai," kata Prigozhin dalam rekaman audio yang disebarkan perusahaannya, Concorde.
Tak heran jika ribuan orang dari seluruh dunia berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi tentara bayaran Wagner. Mereka berasal dari berbagai kalangan termasuk guru, wartawan, teroris, penjahat, narapidana, hingga orang-orang biasa.