Ahad 25 Jun 2023 11:28 WIB

Singapura Kini Jadi Negara Termahal di Dunia, Ini Penyebabnya

Singapura menggeser posisi Hong Kong, London, dan New York.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Merujuk pada laporan Julius Baer Group berjudul Global Wealth and Lifestyle 2023, Singapura dinyatakan sebagai negara termahal di dunia/ilustrasi.
Foto: WALLACE WOON/EPA-EFE
Merujuk pada laporan Julius Baer Group berjudul Global Wealth and Lifestyle 2023, Singapura dinyatakan sebagai negara termahal di dunia/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Merujuk pada laporan Julius Baer Group berjudul “Global Wealth and Lifestyle 2023”, Singapura dinyatakan sebagai negara termahal di dunia untuk gaya hidup mewah. Dengan laporan ini, Singapura menggeser posisi Hong Kong, London, dan New York yang sebelumnya menjadi kawasan termahal untuk gaya hidup mewah.

Menurut laporan tersebut, hal-hal seperti memiliki mobil dan premi asuransi kesehatan lebih mahal di Singapura dibandingkan di tempat lain di dunia. Hal-hal yang disebutkan di atas adalah bagian dari 12 barang dan jasa konsumen lainnya yang mewakili kebiasaan belanja orang kaya.

Baca Juga

Diduga, keputusan Singapura untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 dengan cepat menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang kaya telah mengidentifikasi negara pulau ini sebagai tujuan ideal untuk hidup jangka panjang.

“Standar hidup yang tinggi dan permintaan yang membengkak terhadap infrastruktur lokal memiliki arti bahwa kehidupan di Singapura tidak lagi murah,” kata laporan tersebut seperti dilansir dari Mashable SEA, Ahad (25/6/2023).

Laporan itu juga menyatakan properti residensial memiliki permintaan yang sangat tinggi, begitupun mobil yang dikenakan pajak tinggi, serta asuransi kesehatan masing-masing 133 persen dan 109 persen lebih mahal daripada rata-rata global.

Sementara itu, Shanghai dan Hong Kong berada di urutan kedua dan ketiga sebagai kota dengan biaya hidup paling mahal sedunia. Adapun Asia, masih menjadi wilayah yang paling mahal untuk ditinggali selama empat tahun berturut-turut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement