REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah dan dinas keamanan Israel terpecah dalam memandang peningkatan aksi kekerasan yang dilakukan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina. Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menjadi salah satu tokoh yang cenderung membela aksi kekerasan para pemukim.
Dalam sebuah pernyataan Sabtu (24/6/2023) lalu, kepala dinas keamanan militer, polisi, dan domestik Israel mengatakan bahwa kekerasan yang dilakukan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina selama sepekan terakhir merupakan "terorisme nasionalis". Mereka pun berjanji menindak para pemukim yang terlibat.
Istilah “terorisme nasionalis” yang digunakan otoritas keamanan Israel dalam menggambarkan aksi kekerasan para pemukim Yahudi direspons negatif oleh pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Itamar Ben-Gvir menjadi salah satu tokoh yang menyuarakan penentangannya atas label tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (25/6/2023), Ben-Gvir meminta polisi menjelaskan mengapa mereka memblokir gerbang permukiman Ateret, kemudian menyaring siapa saja yang dibolehkan datang dan pergi. Ben-Gvir mengatakan, dia menentang segala pelanggaran hukum. Namun dia menolak jika otoritas keamanan Israel memberlakukan “hukuman kolektif” terhadap seluruh pemukim Yahudi.
Kepolisian Israel belum memberi tanggapan resmi terhadap pernyataan Ben-Gvir. Sementara itu, militer Israel mengungkapkan, mereka telah menahan seorang tentara yang diduga turut terlibat dalam konfrontasi kekerasan di desa Umm Safa, Ramallah, Tepi Barat. Dalam video yang beredar di Israel, dua pria Israel mengarahkan senapan ke arah seorang warga Palestina.
Kedua pria itu kemudian meneriaki warga Palestina tersebut dengan menggunakan bahasa Arab. Dalam video sempat terdengar suara tembakan. Pada Sabtu lalu, puluhan pemukim Yahudi Israel melakukan aksi brutal di Umm Safa. Mereka membakar rumah dan kendaraan milik warga sipil Palestina. Aksi mereka telah berlangsung selama lima hari berturut-turut.
Media Palestina melaporkan bahwa para pemukim membakar beberapa rumah dan mobil. Sejumlah pemukim Yahudi bahkan melepaskan tembakan ke arah kru televisi Palestina yang tengah melakukan peliputan. Rekaman video menunjukkan sekelompok pemukim Israel, beberapa dari mereka bertopeng, melepaskan tembakan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sebuah ambulans yang melewati desa Umm Safa turut dilempari batu dan pengemudinya terluka ringan. Kelompok hak asasi manusia Israel, Yesh Din, mengklaim pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hadir di tempat kejadian. Namun mereka tidak melakukan apa pun untuk menghentikan para pemukim.
Sementara IDF mengatakan mereka telah menahan satu warga Israel yang terlibat kerusuhan. Mereka juga mengaku membubarkan "gesekan kekerasan" antara para pemukim dan warga Palestina. IDF mengutuk aksi kekerasan para pemukim yang digambarkan sebagai “kejahatan nasionalis”. “IDF akan terus bertindak dengan tekad untuk menghentikan kekerasan dan perusakan properti. IDF mengutuk insiden kejahatan nasionalis seperti itu,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip Times of Israel.
Menurut Israeli Army Radio, para pemukim memang datang ke Umm Safa pada Sabtu lalu untuk melakukan penyerangan. “Tindakan memalukan pada hari Sabat. Ini bukan siapa kita. Ini adalah aksi teror yang dilakukan oleh para penjahat. Kami melakukan apa yang kami bisa,” ujar Juru Bicara IDF Letnan Kolonel Richard Hecht lewat akun Twitter-nya.
Pemimpin oposisi yang juga mantan perdana menteri Israel, Yair Lapid, turut mengecam aksi kekerasan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Umm Safa. “Membakar rumah dan mobil orang tak berdosa tidak manusiawi dan jelas bukan Yahudi. Perdana Menteri Netanyahu perlu mengutuk aib ini dan menanganinya dengan keras. Ini adalah aib moral dan ancaman keamanan,” tulis Lapid di akun Twitter-nya.