REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- FIBA Board Member, Erick Thohir, meminta kepada PP Perbasi dan Pengelola Indonesia Basketball League (IBL) agar setelah 20 tahun kompetisi liga bola basket nasional bergulir terus agresif membesarkan jumlah penggemarnya. Menurut Erick, dengan status sebagai cabang olahraga permainan nomor dua terbesar di Indonesia, setelah sepak bola, penggemar bola basket harus tumbuh setiap tahunnya.
"Dari segi progres, hingga saat ini IBL saya nilai sudah bagus setelah 20 tahun berdiri. Tinggal tantangannya, bagaimana IBL membesarkan fanbase-nya agar terus tumbuh dan berkembang sehingga dari 270 juta penduduk Indonesia yang suka dan main basket makin banyak," ujar Erick di Jakarta, Ahad (25/6/2023).
Dalam acara peluncuran buku 20 Tahun IBL yang dihadiri Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih, Direktur IBL Junas Miradiansyah, dan beberapa legenda IBL, seperti Mario Wuysang, Ali Budimansyah, Denny Sumargo, Riko Hantono, dan M Rifki, Ketua Umum Perbasi periode 2004-2006 itu tak lupa memuji kiprah IBL dalam menjaga kompetisi tetap bersih.
"IBL termasuk pionir dalam menerapkan sistem ketat dan sikap tegas akan hal-hal curang yang terjadi di lapangan. Bahkan dengan sanksi hukuman seumur hidup tidak boleh bermain. Saya pun meniru hal itu di sepak bola," kata Erick yang kini juga menjabat sebagai ketua umum PSSI.