Ahad 25 Jun 2023 18:34 WIB

Rusia Cabut Pembatasan Jalan Setelah Pemberontakan Wagner Mereda

Kremlin sebelumnya memberlakukan pembatasan lalu lintas jalan

Pembatasan lalu lintas jalan yang diberlakukan menyusul pemberontakan bersenjata kelompok paramiliter Wagner terhadap Moskow telah dicabut
Foto: EPA-EFE/ARKADY BUDNITSKY
Pembatasan lalu lintas jalan yang diberlakukan menyusul pemberontakan bersenjata kelompok paramiliter Wagner terhadap Moskow telah dicabut

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Pembatasan lalu lintas jalan yang diberlakukan menyusul pemberontakan bersenjata kelompok paramiliter Wagner terhadap Moskow telah dicabut, kata Badan Transportasi Jalan Federal Rusia (Rosavtodor) kepada media, Ahad (25/6/2023)

"Pembatasan telah dicabut," demikian diumumkan Rosavtodor, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Kremlin sebelumnya memberlakukan pembatasan lalu lintas jalan setelah pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengumumkan bahwa dia akan mengerahkan pasukannya ke Moskow. Kremlin merespons pengumuman tersebut dengan meningkatkan langkah-langkah keamanan di berbagai wilayah di negara tersebut.

Namun ketika mereka sedang berada 200 kilometer dari Moskow, Prigozhin kemudian mengatakan bahwa para petempurnya memutuskan mundur guna menghindari pertumpahan darah di Rusia. Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan telah mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Wagner. Menurut dia, Prigozhin menerima kesepakatan deeskalasi.

Wagner pada Jumat (23/6/2023) menuding pasukan Rusia telah menyerang para petempurnya, dan mendorong kelompok paramiliter itu untuk pergi dari Ukraina ke Kota Rostov-on-Don di Rusia. Merespons situasi itu, Badan Keamanan Federal di Rusia membuka kasus pidana terhadap Wagner atas tuduhan "pemberontakan bersenjata".

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pemberontakan Wagner sebagai tindakan "pengkhianatan". Namun, Kremlin mengumumkan bahwa Rusia tidak akan menghukum maupun memidanakan anggota pasukan Wagner yang ikut dalam pemberontakan bersenjata itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement