Senin 26 Jun 2023 07:54 WIB

Ancam Nilai Keluarga, Turki Tangkap LGBT Peserta Pride March

Aktivitas apapun yang mengancam struktur keluarga tradisional tak akan diizinkan.

Red: Ferry kisihandi
Simbol LGBT (ilustrasi).
Foto: Republika
Simbol LGBT (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Polisi Turki menangkap hampir seratus LGBT peserta pawai Pride March. Penangkapan dilakukan di Istanbul dan Izmir, para LGBT dianggap mengancam nilai keluarga dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan penentangan terhadap mereka. 

Bulan ini, melalui akun Twitter-nya, Gubernur Istanbul Davut Gul menegaskan, ‘’Aktivitas apapun yang mengancam struktur keluarga tradisional tak akan diizinkan.’’ Hal ini mengacu pada gerakan LGBT yang melegalkan pernikahan sejenis. 

Aksi tahunan Pride Month yang digelar setiap tahun di seluruh dunia, dilakukan pula komunitas LGBT di Turki. Mereka melakukan pawai Pride, Ahad (25/6/2023). Polisi dalam pakaian antihuru-hara, mengadang akses mereka ke Istiklal Avenue.

Lokasi tersebut biasanya digunakan untuk aksi pawai Pride. Pengadangan juga dilakukan ke akses menuju Taksim Square. Jalan-jalan di sekitarnya diblokade dan transportasi publik di area tersebut sementara ditangguhkan. 

Sebagai gantinya, Ahad sore, ratusan orang membawa bendera pelangi dan transgender berkumpul di Mistik Park, yang berlokasi di Distrik Sisli. Mereka meneriakan slogan-slogan LGBT dan menyampaikan pernyataan menandai perayaan Pride Month. 

Sebuah bendera pelangi besar digantungkan di lokasi parkir sekitar aksi. Sejumlah kelompok LGBT membawa bendera-bendera pelangi berpawai di jalanan sebelum akhirnya koordinator aksi meminta membubarkan diri. 

Koordinator aksi mengatakan, polisi menangkap lebih dari 50 orang setelah pawai tersebut. Amnesty International kantor Turki menyatakan, setidaknya satu orang mengalami luka di kepala saat ditangkap polisi. 

Mereka merasa menjadi target pemerintahan Erdogan.’’Kami tak menerima kebijakan berisi kebencian dan penolakan ini,’’ demikian pernyataan Istanbul LGBTI+ Pride Week. Penangkapan juga terjadi di kota lain. Yakni di Izmir, kota terbesar ketiga di Turki.

Di kota pantai ini, polisi menangkap 44 orang pada Ahad. Ini dilakukan setelah mereka melarang adanya pawai Pride Month. Homoseksualitas bukan merupakan kejahatan di Turki tetapi respons keras terhadap mereka  meningkat karena dianggap mengancam nilai keluarga. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement