Senin 26 Jun 2023 10:38 WIB

Kapolri-Erick Mengaku Temukan Indikasi Match Fixing di Pertandingan Liga Indonesia

Erick mengaku sudah memberikan data-data indikasi kecurangan perangkat pertandingan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus raharjo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri) dan Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir saat konferensi pers di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kiri) dan Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir saat konferensi pers di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir sepakat untuk terus melakukan pendalaman dalam mengungkap aktor mafia bola. Jenderal Listyo menyampaikan Polri sejak awal berkomitmen mendukung PSSI untuk kompetisi yang bersih dan tidak ada pengaturan skor.

"Kita temukan adanya indikasi pelanggaran ataupun kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan. Saya tidak perlu sebutkan perangkat pertandingan siapa," ujar Listyo saat konferensi pers bersama Erick Thohir di Mabes Polri di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Baca Juga

Dalam waktu dekat, Kapolri akan memerintahkan satgas anti mafia bola yang dibentuk pada Maret 2023 lalu untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan. Penyelidikan ini didasarkan data-data yang ditemukan.

Listyo menilai hal ini sesuai dengan komitmen Polri dengan membentuk satgas anti mafia bola untuk mengawal agar kompetisi Liga 1, 2, 3, akan menghasilkan kompetisi yang adil, berkualitas. Selain itu, Polri bertekad ikut membantu PSSI menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi dan siap untuk maju di laga nasional dan internasional.

Ketum PSSI Erick Thohir menyampaikan terima kasih atas dukungan Kapolri dan jajaran dengan pembentukan satgas anti mafia bola. Erick mengatakan dia dan Kapolri sejak awal mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo untuk menciptakan iklim sepak bola yang bersih.

"Hal ini penting buat kita mendorong liga kita menjadi nomor satu di Asia Tenggara dan terciptanya tim nasional yang memang sangat bisa bertanggung jawab sehingga meraih prestasi dengan baik," ujar Erick.

Erick menyebut komitmen presiden sejalan dalam pembicaraan dengan FIFA. Erick menyampaikan salah satu permintaan FIFA ialah adanya transformasi sepak bola Indonesia, termasuk memberantas pengaturan skor.

"Alhamdulillah data-data sudah ada di Pak Kapolri, dan juga data-data FIFA pun berindikasi ke situ karena FIFA menurunkan tim secara serius sejak berapa bulan," tutur mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Erick menilai kerja sama PSSI dan Polri menjadi bukti konkret dalam memberantas mafia sepak bola. PSSI, ucap Erick, akan terus mendukung Polri dalam mengusut aktor pengaturan skor dan mafia bola

"Kita berharap proses yang terjadi akan transparan dengan bukti-bukti data, bukan asumsi atau tebak-tebakan tapi dilandasi data dan fakta," kata Erick.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement