Senin 26 Jun 2023 12:25 WIB

Siap-Siap, Harga Emas Diprediksi Melambung Lagi

Gonjang-ganjing global yang masih berlanjut membuat investor cari aman di emas.

Red: Fuji Pratiwi
Emas batangan.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Emas batangan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Riset perusahaan riset BMI, yang merupakan bagian dari Fitch Rating, mengungkapkan, siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS) yang akan segera berakhir dan ketidakstabilan keuangan global terus meningkat, harga emas kemungkinan akan bergerak menuju level tertinggi sepanjang masa di sekitar 2.075 dolar AS per ons (oz) (sekitar Rp 31 juta per ons) dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, ada resistensi signifikan di sekitar level itu, karena dolar AS tetap kuat, tambah laporan itu. Untuk 2023, BMI memperkirakan harga emas sebesar 1.950 dolar AS per ons (sekitar Rp 28,8 juta per ons). Harga rata-rata emas 1.935 dolar AS per ons (Rp 28,6 juta per ons) pada tahun ini, dengan level saat ini di 1.955 dolar AS per ons (Rp 28,9 juta) pada pertengahan Juni.

Baca Juga

"Kami netral terhadap bullish harga emas sejak kuartal 2022 dan tetap demikian untuk beberapa bulan ke depan," tulis laporan itu dilansir Zawya, Senin (26/6/2023). 

Faktor-faktor yang akan mendorong harga emas lebih tinggi antara lain sebagai berikut. Pertama, memuncaknya imbal hasil obligasi, jatuhnya imbal hasil obligasi riil, dan ekspektasi penurunan suku bunga yang signifikan akan terus mendukung aset yang tidak memberikan imbal hasil ini (emas), kata laporan itu.