Senin 26 Jun 2023 13:24 WIB

Pengamat: Rekonsiliasi antara PDIP dan Demokrat Mirip Sebuah Ilusi

Selama ini kedua partai yakni Demokrat dan PDIP selalu berseberangan satu sama lain.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani bertemu di Kompleks Gelora Bung Karrno (GBK), Jakarta, Ahad (18/6/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani bertemu di Kompleks Gelora Bung Karrno (GBK), Jakarta, Ahad (18/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai rekonsiliasi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Demokrat sesuatu yang sulit terwujud. Hal ini karena hubungan PDIP dan Demokrat cukup membeku selama kurang lebih 20 tahun terakhir ini.

Karena itu, rekonsiliasi kedua partai sebagaimana mimpi yang diungkapkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sesuatu hal yang sulit.

Baca Juga

"Dalam politik apapun serba mungkin. Tapi kemungkinan mimpi SBY itu terwujud sangat sulit, itu mirip sebuah ilusi, persisnya utopis, sulit diwujudkan," ujar Adi dalam keterangannya, Senin (26/6/2023).

Adi menyampaikan, argumentasi yang mendasari upaya rekonsilisasi itu sulit terwujud adalah hubungan PDIP dan Demokrat yang selama ini selalu bersebrangan. Kedua partai ini berada di kubu yang berdeda-beda dan saling berhadap-hadapan hingga saat ini.

Meskipun ada upaya rekonsiliasi yang ditandai dengan pertemuan elitnya yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani juga tidak kemudian memecah kebekuan kedua partai.

"Jadi meski ada komunikasi antara Puan-AHY tapi kekakuan keduanya masih sangat kentara. Demokrat terutama, masih menunjukkan gestur ingin berada di kubu perubahan, non pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, pertemuan AHY dan Puan terjadi di Plataran Senayan, Jakarta pekan lalu. Pertemuan antara AHY dan Puan juga disebutnya memecah pembatas antara PDIP dengan Partai Demokrat yang selama ini kerap disebut berselisih. Peluang pertemuan antara SBY dengan Megawati juga disebutnya sangat terbuka.

Tak berselang lama, Presiden ke-6 Republik Indonesia SBY juga tiba tiba menceritakan mengenai mimpi terbarunya di Twitter resmi pada Senin (19/6/2023). SBY mengaku bermimpi pergi bersama naik kereta dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan bertemu Presiden ke-8 RI, yang masih menjadi misteri.

Dalam cuitannya, SBY menceritakan bahwa Jokowi mendatangi kediamannya di Cikeas kemudian keduanya menjemput Megawati. Setelahnya, SBY dan Jokowi serta Megawati bersama menuju Stasiun Gambir dalam mimpi itu.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," kata SBY beserta petikan *SBY* yang menandakan cuitan tersebut ditulis langsung olehnya, dikutip Republika di Jakarta pada Senin.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement