REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membina sejumlah pihak terkait untuk menjadikan Kota Tua Majene menjadi salah satu ikon pariwisata di provinsi itu.
Majene memiliki sejarah yang panjang, dan sebagian besar lokasi benda-benda bersejarah tersebut tidak jauh dari kota, bahkan banyak yang berada di pusat kota. Selain situs-situs sejarah kerajaan, pada masa penjajahan pemerintah Belanda banyak membangun dan mewariskan bangunan bersejarah. Namun sayang, banyak yang terbengkalai bahkan musnah.
"Kota Tua Majene ini kita jadikan sebagai salah satu objek wisata yang akan kita bina sehingga menjadi ikon pariwisata di Sulbar," kata Sekretaris Daerah SulbarMuhammad Idris pada Festival Kota Tua Majene dan Festival Keris di Kabupaten Majene, Sulbar, Senin (26/6/2023).
Festival Kota Tua Majene, kata Muhammad Idris, digagas dari usaha untuk melahirkan, mengidentifikasi dan mengembangkan objek-objek wisata potensial di Sulbar.
Sekda juga berharap Festival Kota Tua Majene semakin dikapitalisasi dan pengelolaannya jauh lebih baik, sehingga dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Sulbar, khususnya di Kabupaten Majene.
"Ini harus kita pelihara agar Festival Kota Tua Majene menjadi daya tarik bagi wisatawan," ujar Muhammad Idris.
Untuk itu, ia berharap melalui penyelenggaraan festival itu dapat mendorong dan mengkampanyekan adanya objek wisata kota tua di Sulbar yang layak dan menarik dikunjungi.
"Ayo, Kota Tua Majene ini kita tata menjadi kota tua yang bisa difungsikan, sehingga benar-benar menjadi kota tua yang menarik," kata Muhammad Idris.
Festival Kota Tua Majene merupakan kegiatan yang bertujuan memperkenalkan destinasi wisata Kabupaten Majene serta menunjukkan eksistensi Kota Tua di Sulbar.
Selain memperkenalkan destinasi wisata, Festival Kota Tua Majene yang dilaksanakan setiap tahun, juga menampilkan ragam budaya dan kuliner khas Mandar.