Senin 26 Jun 2023 19:35 WIB

Google Merekrut Kembali Enam Karyawannya Yang Dipecat, Ini Alasannya

Enam orang ini mengkritik Google AI Chatbot, mengajukan komplain dan dipecat.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Google kembali merekrut enam karyawannya yang dipecat karena memberi komentar buruk tentang produk kecerdasan buatan (AI) Google. /ilustrasi
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Google kembali merekrut enam karyawannya yang dipecat karena memberi komentar buruk tentang produk kecerdasan buatan (AI) Google. /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google kembali merekrut enam karyawannya yang dipecat karena memberi komentar buruk tentang produk kecerdasan buatan (AI) Google. Mereka direkrut lagi dan digaji sama dengan sebelum mereka dipecat.

Enam orang ini mengkritik Google AI Chatbot serta mengajukan komplain, dan mereka dipecat pada 31 Mei 2023. Menurut The Washington Post, mereka mengajukan komplain karena digaji rendah, dan diberi tenggat waktu tidak masuk akal lalu menggantikan pekerjaan mereka dengan bot.

Baca Juga

Mereka mengajukan komplain itu ke National Labor Relations Board, dan mengatakan mereka dipecat secara ilegal oleh Appen, perusahaan yang menaungi ribuan pekerja kontrak di perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Akun Twitter, The Alphabet Workers Union mengatakan bahwa enam karyawan itu telah mendapatkan kembali pekerjaan mereka. Dilansir dari Times of India, Senin (26/6/2023), Appen juga angkat bicara melalui kuasa hukum mereka.

“Berdasarkan dari pertimbangan kami yang cukup panjang dan review dari kebutuhan perusahaan, kami telah menetapkan bahwa beberapa pengurangan tenaga kerja kami baru-baru ini tidak diperlukan dan dapat dibatalkan,” kata pernyataan resmi dari Appen.

Perusahaan itu juga memberikan kesempatan bagi enam karyawan itu untuk memutuskan apakah mereka mau kembali bergabung atau tidak.

Selain menyampaikan komplain terhadap pekerjaan mereka, enam karyawan ini juga menyebut Bard, salah satu produk Google AI berbasis model bahasa yang disebut LaMDA, adalah pembohong patologis.

Para penguji Bard juga meminta agar Google tidak meluncurkan produk ini. Mereka bahkan menyebut produk chatbot ini tidak bisa diandalkan dalam memberikan informasi, yang bisa menyebabkan tidak akurat dan berpotensi membahayakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement