Senin 26 Jun 2023 15:06 WIB

Jelek-jelekkan UMM Lalu Masuk UB, Ini Tanggapan Rektor

Jika nantinya ada hal yang dianggap melanggar etika, UB akan memprosesnya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Status calon mahasiswa Universitas Brawijaya, M Rafi Azzamy yang menjelek-jelekkan almamaternya UMM.
Foto: Tangkapan layar
Status calon mahasiswa Universitas Brawijaya, M Rafi Azzamy yang menjelek-jelekkan almamaternya UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sosok Muhammad Rafi Azzamy tengah viral di jagat media sosial (medsos) selama beberapa waktu terakhir. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini diketahui telah menjelek-jelekkan UMM di Twitter setelah diterima sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya (UB).

Mendengar informasi tersebut, Rektor UB Profesor Widodo mengaku belum membaca postingan dari sosok Muhammad Rafi Azzamy. "Pertama, saya gak tahu menjelekkannya gimana. Lah, soal seleksi mahasiswa itu kan kita harus tahu mengikuti jalur apa? Ujian ya?" kata Widodo saat ditemui wartawan di Gedung Rektorat UB, Kota Malang, Senin (26/6/2023).

Menurut Widodo, semua mahasiswa yang masuk UB melalui SNBT berarti ditinjau dari nilai akademiknya. Jika nantinya ada hal yang dianggap melanggar etika, pihaknya akan memprosesnya lebih lanjut. Widodo mengeklaim sudah meminta jajaran wakil rektor UB untuk melihat sejauh mana pelanggaran yang dilakukan Muhammad Rafi Azzamy.

Adapun terkait kemungkinan ditolak, Widodo menegaskan belum dapat memberikan kesimpulan tersebut. Pasalnya, pihaknya harus melihat fakta temuan ini lebih lanjut.

Sebelumnya, Muhammad Rafi Azzamy mengunggah tulisan yang telah memicu perdebatan warganet. "Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)-gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dan lain-lain = itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM)," katanya melalui akun Twitter @Rafilsafat dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Rafi pun membagikan tolok ukur mengapa kampus lamanya tergolong jelek. Dia pun membagikan sebuah video ketika ada kotoran kucing di UMM. Terlihat jika para mahasiswa sibuk merekam kotoran kucing yang terlihat masih basah itu berada di lantai.

"Okay ada yang ndak percaya kalau UMM seperti itu, coba lihat video tai kucing di dalam gedung ini. Bukan sekali atau dua kali saja ada tai kucing di gedung, tapi berkali-kali loh, ini salah satu bukti lain," kata Rafi membagikan dua video kotoran kucing di Kampus Putih.

Dia pun membagikan artikel berisi tudingan ada dosen yang kerap tidak mengajar. Hal itu pula yang membuatnya hanya bertahan setahun di UMM. Di UMM (pengalaman di jurusanku) juga banyak dosen yang jarang masuk—akan kusurvei secara serius kalau sempat—karena menjadi panitia acara seremonial kampus. Pernah kubuatin tulisan terkait itu," ujar Rafi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement