REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) bersama Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan, seperti tensi, gula darah sewaktu, dan asam urat, beberapa waktu lalu. Diadakan pula bincang sehat dengan narasumber dr Ajiantoro, Sp.OT (K) Spine bertema 'Keep Your Spine Health for the Best Productivity', yang diikuti dosen, karyawan, BEM, dan mahasiswa.
Skoliosis merupakan kelainan yang ditandai dengan bentuk tulang belakang yang melengkung menyerupai bentuk huruf 'S' atau 'C'. Untuk kelainan yang ringan tidak bergejala dan tampak jelas perubahan bentuk. Sedangkan yang berat bersifat progresif, tampak perubahan bentuk, rasa pegal atau nyeri pada punggung, bahkan gangguan pernapasan.
Spesialis ortopedik konsultan tulang belakang RSPB, Ajiantoro menyampaikan, dampak skoliosis antara lain dapat menimbulkan rasa pegal atau nyeri punggung setelah beraktivitas, gangguan pernapasan di kondisi skoliosis berat, dan penampilan yang kurang baik.
"Untuk menangani skoliosis pasien disarankan memeriksakan diri ke dokter spesialis tulang belakang, untuk dilakukan pemeriksaan rontgen. Untuk penanganannya berdasarkan hasil pengukuran skoliosis pada rontgen tersebut," ujarnya dalam siaran di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Menurut Ajiantoro, apabila kurva kurang dari 25 derajat maka dapat dilakukan pemantauan rutin setiap empat sampai enam bulan melalui rontgen. Jika kurvanya antara 25 sampai 50 persen maka disarankan penggunaan brace dengan desain khusus sesuai bentuk skoliosis.
"Sedangkan untuk skoliosis berat yaitu dengan kurva lebih dari 50 persen dibutuhkan penanganan operatif yang dilakukan oleh tim multidisiplin seperti dokter spesialis tulang belakang, spesialis saraf, tim anestesi, dan staf kamar operasi," kata Ajiantoro.
Menurut dia, peralatan canggih, seperti monitoring anestesi lengkap, monitoring saraf intra operatif, teknologi implan yang baik, serta robotic spine surgery (robbin) dapat meningkatkan keamanan dan hasil koreksi skoliosis. "Dengan robbin yang dimiliki oleh RS Premier Bintaro, presisi dan akurasi pemasangan implan sebesar 99 persen, bahkan untuk kasus yang sangat sulit, kemudian resiko dan komplikasi pemasangan implan sangat minim," kata Ajiantoro.
CEO RSPB, Dr Martha ML Siahaan, MARS, MH.Kes, mengatakan, tindakan operasi menggunakan robbin memiliki beberapa keuntungan dari segi biaya. Di antaranya, waktu rawat inap pendek, obat yang digunakan lebih sedikit, serta kemungkinan reoperasi lebih kecil. "Sehingga ini secara cost justru lebih baik," ujar Martha.