Selasa 27 Jun 2023 00:15 WIB

Keberadaan Prigozhin tidak Diketahui

Prigozhin terlihat meninggalkan markas militer distrik di Rostov.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Prigozhin, 62 tahun, terlihat meninggalkan markas militer distrik di Rostov pada Sabtu (24/6/2023) malam. Sejak saat itu keberadaannya tidak diketahui
Foto: AP
Prigozhin, 62 tahun, terlihat meninggalkan markas militer distrik di Rostov pada Sabtu (24/6/2023) malam. Sejak saat itu keberadaannya tidak diketahui

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Berdasarkan kesepakatan yang dimediasi pada Sabtu (24/6/2023) malam, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa kasus kriminal terhadap Yevgeny Prigozhin atas pemberontakan bersenjata akan dibatalkan.

Prigozhin selanjutnya akan pindah ke Belarusia dan pasukan Wagner yang satu komando ikut dalam perjuangannya tidak akan menghadapi hukuman apa pun. Kesepakatan itu sebagaimana pengakuan atas layanan mereka sebelumnya kepada Rusia.

Baca Juga

Prigozhin, 62 tahun, terlihat meninggalkan markas militer distrik di Rostov pada Sabtu malam dengan sebuah kendaraan sport. Keberadaannya sejak saat itu tak diketahui.

Sebagai mantan sekutu Putin dan mantan narapidana, Prigozhin yang pasukannya telah bertempur dalam pertempuran paling berdarah dalam perang 16 bulan di Ukraina mengatakan keputusannya untuk menyerang Moskow. Yakni dimaksudkan untuk memecat para komandan Rusia yang korup dan tak kompeten yang ia tuduh telah mengacaukan perang.

Bulan ini, Prigozhin menentang perintah untuk menempatkan pasukannya di bawah komando Kementerian Pertahanan. Dia meluncurkan pemberontakan pada Jumat setelah menuduh militer Rusia telah membunuh beberapa anak buahnya dalam sebuah serangan udara. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia membantahnya.

Dalam kutipan wawancara yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia pada Ahad yang tampaknya direkam sebelum pemberontakan. Putin mengatakan bahwa ia memberikan prioritas utama pada konflik di Ukraina.

Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan pada hari Senin bahwa 30 posisi artileri Ukraina dan 20 kru mortir telah ditumpas dalam pertempuran di dekat Lyman, sebuah kota di wilayah Donetsk. Militer Rusia, menurut RIA, juga membantah klaim Ukraina yang mengatakan telah membuat kemajuan di sisi Bakhmut, kota yang direbut oleh pesawat tempur Wagner yang membantu Rusia pada bulan Mei.

Dalam apel pagi Senin (26/6/2023), Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah melakukan operasi yang gagal di sekitar Bakhmut. Pasukan Ukraina telah merebut kembali sekitar 130 km persegi (50 mil persegi) di sepanjang garis depan selatan sejak awal serangan balasan mereka.

Namun, keberhasilan itu tak signifikan, hanya sedikit perubahan dalam seminggu terakhir. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan kepada lembaga penyiaran nasional pada hari Senin.

Serhiy Nayev, komandan Pasukan Gabungan Ukraina, menanggapi laporan spekulatif bahwa pesawat-pesawat tempur Wagner dapat dipindahkan ke Belarusia untuk menyerang Ukraina dari utara.

"Jika ini terjadi dan musuh mencoba melintasi perbatasan negara, itu tidak lain adalah bunuh diri bagi mereka," kata Nayev dalam sebuah unggahan di akun Telegram militer.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement