REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Fauziah Mursid
Survei Algoritma menemukan, bahwa sebagian besar masyarakat sebenarnya memilih atas dasar figur atau sosok, bukan preferensi dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sehingga, dukungan Jokowi terhadap bakal capres tertentu, sepertinya tidak akan memengaruhi pemilih di Pilpres 2024.
"Kalau Pak Jokowi menyebutkan dukungan politik atau pilihan kepada capres, yang mengikuti cuma 19 persen, tapi yang paling penting dilihat tokohnya, figurnya, sosoknya, bukan didukung Pak Jokowi," kata Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana, Senin (26/6/2023).
Berdasarkan survei Algoritma, sebanyak 41 persen responden menyatakan memilih berdasarkan tokoh bukan dukungan Jokowi. Terdapat pula 17,7 persen responden yang sama sekali tidak akan mengikuti siapapun tokoh-tokoh yang didukung oleh Jokowi sebagai capres di 2024 nanti.
Algoritma turut menangkap keyakinan publik terhadap figur-figur yang didukung Presiden Jokowi. Sebanyak 39,9 persen merekognisi Ganjar Pranowo, 20 persen Prabowo Subianto dan 9,2 persen Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo memperoleh rekognisi dominan di mata pemilih, diyakini sebagai sosok yang didukung Presiden Jokowi dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan," ujar Aditya.
Meski begitu, soal popularitas, hanya ada empat sosok yang punya popularitas relatif tinggi di atas 75 persen. Pertama ada Prabowo 95 persen, Anies 83 persen, Ganjar 83 persen dan Sandi Uno 79 persen.
Kondisi yang relatif sama jika dilihat dari tingkat kedisukaan pemilih terhadap tokoh-tokoh tersebut. Ada Prabowo Subianto 70 persen, Anies Baswedan 60 persen, Ganjar Pranowo 63 persen dan Sandiaga Uno 63 persen.
Namun, untuk elektabilitas terjadi sedikit perbedaan angka. Menurut Aditya, Ganjar memuncaki elektabilitas dengan 29,9 persen, Prabowo Subianto dengan 24,6 persen dan Anies Baswedan dengan 16,9 persen.
"Jadi, relatif gapnya ini tipis sebenarnya Pak Ganjar sama Pak Prabowo, dan Pak Anies sudah relatif jauh. Ini tidak tahunya dan tidak jawabnya sekitar 15 persen. Jadi, ini kondisi hari ini dengan metode tatap muka," kata Aditya.