Selasa 27 Jun 2023 06:22 WIB

Harga Emas Menguat karena Dolar AS Merosot Jelang Data Inflasi

Kontrak emas untuk pengiriman Agustus terkerek 0,22 persen.

Karyawan menunjukkan perhiasan emas yang dijual di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Harga emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023).
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menunjukkan perhiasan emas yang dijual di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Harga emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023), memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena dolar AS melemah jelang data inflasi utama yang dapat menentukan tindakan bank-bank sentral utama dunia dalam beberapa minggu mendatang. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terkerek 4,20 dolar AS atau 0,22 persen menjadi ditutup pada 1.933,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.943,40 dolar AS dan terendah di 1.931,10 dolar AS.

Emas turun lebih dari 2,0 persen minggu lalu dan merosot 2,6 sejauh ini bulan ini setelah merosot 1,8 persen untuk Mei. Meskipun demikian, emas masih naik lebih dari 5,0 persen sejauh tahun ini.

Baca Juga

Indeks dolar turun 0,049 persen pada 102,680, dengan permintaan safe haven membantu mempertahankannya di dekat angka yang tidak berubah karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global bertahan di tengah tindakan pengetatan agresif oleh beberapa bank sentral utama dunia.

"Investor mengadopsi sikap yang lebih hati-hati karena bank-bank sentral utama terus memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga pada saat sebagian besar diyakini sudah berhenti dan bersiap untuk bergerak ke arah yang berlawanan," tulis Valeria Bednarik, analis di FXStreet, dalam sebuah komentar.

Investor akan mendapatkan pembaruan baru tentang kemungkinan jalur suku bunga di masa depan pada Jumat (30/6/2023) dengan rilis data Mei tentang indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve.

Tetapi dengan bank sentral dari Fed hingga Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa mengincar lebih banyak kenaikan suku bunga, dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS dapat melihat lonjakan baru pada titik pertengahan tahun, sehingga membebani emas.

Investor juga khawatir tentang ketegangan geopolitik yang keluar dari Rusia setelah Yevgeny Prigozhin dituduh mencoba memulai pemberontakan bersenjata, yang mendukung emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 47,20 sen atau 2,11 persen, menjadi ditutup pada 22,826 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli meningkat 4,90 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi menetap pada 928,60 dolar AS per ounce.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement