Selasa 27 Jun 2023 06:53 WIB

Kenaikan Suku Bunga The Fed Seret Dolar AS Melemah

Indeks dolar turun 0,21 persen menjadi 102,6936 pada akhir perdagangan.

Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lain.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lain.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023) karena para pedagang khawatir kenaikan suku bunga Fed akan memberikan terlalu banyak tekanan pada ekonomi. Namun, mata uang AS naik terhadap rubel meskipun mundur dari level tertinggi 15 bulan di awal sesi.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,21 persen menjadi 102,6936 pada akhir perdagangan. Rubel Rusia melemah 0,90 persen versus greenback di 84,40 per dolar setelah mencapai level terlemah sejak Maret 2022.

Baca Juga

Setelah terakhir terlihat pada Sabtu (24/6/2023) malam, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang pemberontakan akhir pekannya tampaknya menimbulkan ancaman besar bagi pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengatakan tidak pernah berniat untuk menggulingkan pemerintah.

Prigozhin tidak menyebutkan lokasinya atau kesepakatan yang meredakan pemberontakan. 

"Kami mengalami eskalasi yang cepat dan de-eskalasi yang sama cepatnya dan itu menunjukkan kepada Anda bahwa ini adalah ancaman serius bagi Putin untuk menyetujui persyaratan untuk membuat kesepakatan dengan Prigozhin," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

"Sepertinya fokusnya mungkin akan bergeser kembali sampai kita memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang perlambatan pertumbuhan global yang kita lihat."

Sementara itu, Presiden Federal Reserve New York John Williams mencatat pada Minggu (25/6/2023) bahwa memulihkan stabilitas harga adalah hal yang sangat penting karena merupakan dasar dari stabilitas ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan. Stabilitas harga bukanlah salah satu atau, itu harus dimiliki.

Indeks Manufaktur Fed Dallas meningkat dari minus 29,1 pada Mei menjadi minus 23,2 pada Juni, dibandingkan dengan konsensus perkiraan analis minus 26,5, menurut laporan Indeks Manufaktur Fed Dallas yang dirilis pada Senin (26/6/2023). Dolar AS naik sesaat sebelum turun lagi.

Laporan Indeks Manufaktur Fed Dallas melebihi ekspektasi tetapi tidak memberikan dukungan material untuk mata uang Amerika, catat Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire. Zernov menambahkan bahwa pedagang menunggu katalis tambahan pada Senin (26/6/2023).

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0915 dolar AS dari 1,0891 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2721 dolar AS dari 1,2707 dolar pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 143,4470 yen Jepang, lebih rendah dari 143,7940 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8949 franc Swiss dari 0,8972 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3145 dolar Kanada dari 1,3188 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,7211 krona Swedia dari 10,7255 krona Swedia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement