REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY mengaku ada beberapa sekolah SMA dan SMK negeri di DIY, yang masih kekurangan siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023/2024. Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengatakan, rerata untuk SMA yang masih kekurangan siswa dikarenakan lulusan SMP di daerah tersebut tidak banyak.
Pihaknya mencatat ada tiga SMA negeri yang masih kekurangan siswa. “Ada tiga SMA yang belum penuh, SMA Samigaluh, SMA Kokap, sama SMA Rongkop sekarang, karena lulusan SMP disana mungkin kurang. Kebetulan tempatnya juga di atas (kawasan perbukitan), yang Rongkop itu kan perbatasan,” kata Didik di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (26/6/2023).
Bahkan, ada sekolah yang kekurangan siswa hingga dua kelas. Didik menuturkan, berdasarkan zonasi, siswa diperbolehkan untuk memilih tiga sekolah yang ada di zonasinya.
Kebanyakan, siswa lebih memilih sekolah yang lokasinya tidak berada di perbukitan ataupun perbatasan. Hal ini juga menyebabkan beberapa sekolah menjadi kurang peminat, akhirnya kekurangan siswa.
“SMA Samigaluh lumayan banyak, 78 (siswa), artinya (kekurangan) dua kelas. Karena mungkin rata-rata anak-anak itu kalau bisa turun kan turun,” ucap Didik.
Sedangkan, kekurangan siswa untuk SMK terjadi di beberapa jurusan. Didik mencontohkan seperti di SMK Tanjungsari yang peminatnya sedikit.
“Kita yang jelas masih kurang itu di SMK Tanjungsari, itu jurusan kelautan sama seperti tahun kemarin kurang peminat. Kalau yang SMK (lain) ada beberapa, tapi masing-masing jurusan ada kurang satu atau kurang dua (siswa). Itu yang terjadi karena peminatnya kurang, terutama Tanjungsari yang cukup banyak,” tegas Didik.
Meski begitu, Didik menyebut akan melakukan evaluasi agar sekolah-sekolah tersebut memiliki banyak peminat di PPDB tahun mendatang. “Ya, nanti kita evaluasi apa yang harus kita lakukan kedepan supaya peminat di sekolah itu tinggi,” ujarnya.
Didik menjelaskan, pendaftar PPDB untuk SMA/SMK tahun 2023 ini di DIY mencapai 37.137 pendaftar. Sedangkan, yang mengambil token PPDB mencapai hampir 40 ribu.
Sementara, kapasitas siswa yang diterima di SMA dan SMK negeri di DIY hanya 32 ribu siswa. Artinya, sekitar tujuh ribu orang tidak dapat diterima di sekolah negeri.
“Tapi kita juga punya mitra yang menyelenggarakan pendidikan, itu sekolah swasta. Lulusan kita ada 55 ribuan yang SMP, itu kan ada juga yang kemudian memilih madrasah yang diselenggarakan Kemenag, kemudian ada yang meneruskan di pesantren, mereka kemudian tidak mendaftar atau memilih (SMKA/SMK negeri),” kata Didik.